Denpasar (ANTARA News) - Umat Hindu di Pulau Dewata, Sabtu merayakan Saraswati memperingati hari turunnya ilmu pengetahuan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) kepada umat-Nya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Dr I Gusti Ngurah Sudiana di Denpasar, Sabtu mengatakan, Hari Suci Saraswati diperingati setiap 210 hari sekali.

"Perayaan Saraswati tersebut dilakukan di pura maupun rumah keluarga, karena Dewi Saraswati diyakini sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa dalam fungsi-Nya sebagai dewi ilmu pengetahuan," kata pria yang juga dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.

Menurut Sudiana, di India umat Hindu meyakini Dewi Saraswati sebagai dewi yang amat cantik bertangan empat dengan memegang wina (alat musik), kropak (pustaka), ganitri (japa mala) dan bunga teratai.

"Dewi Saraswati dilukiskan berada di atas angsa dan di sebelahnya ada burung merak. Oleh umat di India dipuja dalam wujud Murti Puja, sedangkan Umat Hindu di Indonesia memuja Dewi Saraswati dalam wujud `rerahinan` (hari raya suci)," kata Sudiana menjelaskan.

Ia mengatakan, pada hari yang suci itu, semua pustaka terutama kitab suci Weda dan sastra-sastra agama dikumpulkan sebagai lambang stana pemujaan Dewi Saraswati.

Di tempat pustaka yang telah ditata rapi dihaturkan "upakara banten" (sesajen) Saraswati.

Berdasarkan "Lontar Sundarigama" tentang Brata Saraswati, pemujaan Dewi Saraswati harus dilakukan pada pagi hari atau tengah hari.

Dari pagi sampai tengah hari, umat tidak diperkenankan membaca dan menulis, terutama yang menyangkut ajaran Weda dan sastranya.

"Bagi yang melaksanakan Brata Saraswati dengan penuh, tidak membaca dan menulis itu dilakukan selama 24 jam penuh. Sedangkan bagi yang melaksanakan dengan biasa, setelah tengah hari dapat membaca dan menulis. Bahkan di malam hari dianjurkan melakukan malam sastra dan sambang samadi," katanya.

Dikatakan, upacara atau upakara dalam agama Hindu pada hakikatnya mengandung makna filosofis sebagai penjabaran dari ajaran agama Hindu.

Secara etimologi, kata Saraswati berasal dari bahasa Sanskerta yakni dari kata Saras yang berarti "sesuatu yang mengalir" (ucapan), dan Wati yang artinya "memiliki".

Jadi kata Saraswati secara etimologis berarti sesuatu yang mengalir atau makna dari ucapan.

Ilmu pengetahuan itu sifatnya mengalir terus-menerus tiada henti-hentinya ibarat sumur yang airnya tiada pernah habis meskipun tiap hari ditimba untuk memberikan hidup pada umat manusia.

"Ilmu pengetahuan itulah yang akan menjadi dasar orang untuk menjadi manusia yang bijaksana. Kebijaksanaan merupakan dasar untuk mendapatkan kebahagiaan atau ananda," katanya.

Dari pantauan ANTARA, Pura Agung Jagat Natha yang berada di jantung Kota Denpasar sejak pagi hari sudah dipadati umat yang akan melakukan persembahyangan.

Begitu juga di lingkungan sekolah mulai dari SD hingga SMP dan SMA/SMK, tampak para siswa, guru dan pegawainya melaksanakan persembahyangan bersama.

Lantunan kidung atau nyanyian suci disertai alunan gamelan Bali, menambah suasana penuh khidmat di sela upacara sembahyang bersama itu.  (I020/P004/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011