Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pelatihan tenaga kerja dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang diwujudkan dalam mengadakan pelatihan bersama.

Pertemuan bilateral antara kementerian ketenagakerjaan kedua negara dilakukan di Kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jakarta, Senin.

Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Menteri Sumber Daya dan Jaminan Sosial China Yuan Yanpeng dan Plt.Sekjen Kemenakertrans Muchtar Luthfie mewakili Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar.

"Dalam pertemuan tadi, pihak China menawarkan adanya kerjasama antar kedua negara untuk melakukan pelatihan tenaga kerja di berbagai bidang. Hal tentunya dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian para pencari kerja sehingga mudah diterima oleh pasar kerja," kata Muchtar seusai pertemuan.

Kedua negara sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pelatihan ketrampilan instruktur, pelatihan peserta lomba keterampilan tingkat Asia (Asian Skill Competition/ASC) serta pengenalan peralatan latihan kerja baru.

Selain itu, kedua negara pun sepakat untuk saling tukar informasi dan diskusi mengenai peraturan/legislasi ketenagakerjaan, jaminan sosial tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja dan sistem pengawasan ketenagakerjaan dan pembinaan hubungan industrial yang kondusif.

Hadir dalam delegasi RRC adalah Dirjen Pengawasan Fan Dexin, Dirjen Pendidikan dan Pelatihan Song Lianhui, Direktur Kerjasama Luar Negeri Lu Yulin, Direktur Umum, Wu Lidou dan Kabag Kerjasama luar negeri Jiang Wei.

Sedangkan dari pihak Kemenakertrans hadir Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Myra M Hanartani, Plt. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (PPK) Mudji Handojo.

Di samping itu juga hadir Plt. Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Reyna Usman, Plt.Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Abdul Wahab Bangkona dan pejabat lainnya di lingkungan Kemenakertrans.

Dalam paparannya, Menakertrans Muhaimin Iskandar yang diwakili Sekjen Kemenakertrans mengatakan menyambut baik pertemuan bilateral ini yang bisa digunakan sebagai bahan perbandingan dan ajang tukar informasi untuk membenahi sistem ketenagakerjaan Indonesia.

Sebagai tindak lanjut, kata Muhaimin, pemerintah Indonesia akan segera melakukan kerjasama untuk melatih para instruktur Balai Latihan Kerja (BLK), terutama di sektor-sektor industri dan manufaktur.

Selain itu, kerja sama pelatihan pun akan diterapkan untuk pelatihan peserta lomba keterampilan Asia (Asian Skill Competition/ASC).

Muhaimin mengatakan, saat ini pemerintah sedang membenahi sistem pelatihan kerja nasional dengan memberdayakan kembali Balai Latihan Kerja yang tersebar di Indonesia untuk memperbesar peluang kesempatan kerja bagi lulusan perguruan tinggi (diploma dan sarjana ) serta lulusan pendidikan dasar(SD, SLTP, SLTA dan SMK).

Menurut data Sakernas BPS Agustus 2010, dari Jumlah 8,32 Juta (7,14 persen) penganggur diantaranya terdiri dari lulusan sekolah dasar 2,07 juta, SLTP 1,53 juta, SLTA 1,89 juta, SMK 1,05 Juta, Diploma 0,38 juta dan Universitas 0,63 juta.

"Salah satu kendala ketenagakerjaan adalah belum link and match nya sistem pendidikan dengan dunia kerja sehingga lulusan pendidikan tinggi yang langsung bekerja jumlahnya masih terbatas. Ini akan segera dibenahi dengan meningkatkan pelatihan dan keterampilan kerja sesuai kebutuhan pasar kerja," kata Muhaimin.

Muhaimin dalam sambutannya juga mengatakan pemerintah Indonesia sangat menghargai adanya ajakan kerjasama dengan China dan diharapkan kerjasama itu akan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing, serta menciptakan wirausaha baru di pedesaan.

Sementara itu, Wakil Menteri Sumber Daya dan Jaminan Sosial Yuan Yanpeng mengatakan kunjungan kerjanya ini ditujukan untuk saling bertukar informasi dan pengalaman serta meningkatkan kerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia, terutama penyerapan pengangguran di pedesaan dan jaminan sosial tenaga kerja

Ia juga mengatakan pihaknya ingin bertukar informasi mengenai struktur pengawasan ketenagakerjaan dan pola hubungan industrial di Indonesia yang dinilai telah berhasil menghindarkan PHK massal sebagai dampak krisis global beberapa tahun lalu.
(A043)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011