Jakarta (ANTARA) - Anggota senior Komite Olimpiade Internasional (IOC) Dick Pound membantah organisasinya menjamin keselamatan pemain tenis China Peng Shuai untuk menghindari kemarahan tuan rumah Olimpiade Beijing 2022.

Keberadaan Peng, mantan petenis nomor satu dunia nomor ganda, menjadi perhatian internasional selama hampir tiga pekan setelah dia mengunggah pesan di media sosial yang menuduh bahwa mantan wakil perdana menteri China Zhang Gaoli telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.

Pada 21 November, Presiden IOC Thomas Bach melakukan panggilan video selama 30 menit dengan Peng -- atlet tiga kali Olimpiade yang menurut para pendukungnya mungkin berada di bahwa tekanan politik -- di mana dia mengatakan kepada Bach bahwa dia aman dan bersama keluarga dan teman-temannya.

Baca juga: Video call dengan Presiden IOC, Peng Shuai mengaku aman dan sehat 

Namun, Human Rights Watch mengatakan kepentingan IOC tampaknya adalah untuk menjaga agar Olimpiade tetap pada jalurnya, bukan kesejahteraan para atlet, sebuah pernyataan yang dibantah keras oleh Pound.

"Itu benar-benar omong kosong... ada kekhawatiran umum tentang apa yang mungkin atau tidak mungkin terjadi padanya," kata Pound, anggota terlama IOC, dikutip dari Reuters, Rabu.

"Jadi, apa yang IOC lakukan adalah dengan sangat diam-diam menempatkan sedikit jejaring Olimpiade bersama dengan presiden kami, ketua komisi atlet kami, salah seorang anggota senior kami di China dan mereka menghubungi dia dan dia senang bisa melakukan panggilan video," tambahnya. 

Direktur Human Rights Watch China Sophie Richardson pekan lalu mengkritik Bach karena gagal menjelaskan secara terbuka apakah dia telah bertanya kepada Peng jika dia memiliki akses untuk pengacara atau ingin mengajukan tuntutan seputar pernyataannya mengenai pelecehan seksual.

"Dari sudut pandang Olimpiade, setelah mencapai apa tujuannya, yaitu mengatakan 'apakah Anda baik-baik saja?', dan kesimpulan kolektif mereka adalah bahwa dia baik-baik saja dan tidak di bawah tekanan dan itulah yang ingin kami ketahui," ujar Pound.

"Sekarang yang lainnya mengatakan 'Anda seharusnya memecahkan masalah pelecehan.' Dalam panggilan telepon 30 menit? Hal-hal ini membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan tidak peduli di negara mana Anda berada."

Baca juga: China minta hentikan "politisasi" situasi Peng Shuai 
Baca juga: Peng Shuai hadiri aktivitas publik, kata kementerian luar negeri China 


Pound, yang mengatakan Bach berencana untuk bertemu lagi dengan Peng ketika dia tiba di Beijing pada Januari, juga merasa kritik kepada IOC disuarakan karena mereka gagal menghubungi Peng.

"Apa yang tampaknya berubah setelah (panggilan) itu adalah semua pihak yang tidak dapat menghubunginya, seperti mengatakan 'IOC merusaknya' dan 'ini semua diatur oleh orang China' dan seterusnya," tutur Pound.

"Dia adalah atlet Olimpiade tiga kali, jadi tentu saja keluarga Olimpiade khawatir untuknya. Dugaan saya adalah pemerintah China mengerti bahwa ini bisa menjadi bola panas yang nyata sehingga mereka tampaknya tidak ikut campur dalam panggilan atau semacamnya."

Kasus Peng meningkatkan seruan untuk boikot diplomatik Olimpiade dari kelompok hak asasi manusia dan lainnya, yang kritis terhadap Beijing atas kebijakan mereka di Hong Kong dan perlakuan terhadap minoritas muslim, yang menurut Amerika Serikat sama dengan genosida.

Presiden AS Joe Biden mengatakan Washington sedang mempertimbangkan boikot semacam itu, di mana para pejabat AS tidak akan menghadiri upacara pembukaan atau penutupan.

Olimpiade Musim Dingin Beijing dijadwalkan berlangsung pada 4-20 Februari 2022. 

Baca juga: Djokovic sebut situasi Peng mengerikan, tenis harus bersatu 
Baca juga: WTA ancam batalkan turnamen di China akibat kasus Peng Shuai 

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021