Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mendukung upaya perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan oleh para pelaku industri nasional yang diwujudkan melalui pemberian penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) kepada 16 perusahaan industri pencetus teknologi.

‘’Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing industri nasional adalah melalui kegiatan penciptaan dan pemanfaatan teknologi industri baru secara mandiri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Penganugerahan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri Tahun 2021 di Jakarta, Rabu.

Menperin menyampaikan, era perdagangan bebas saat ini membuat industri nasional perlu terus melakukan penciptaan teknologi baru, sehingga mampu menjadi tuan di negeri sendiri dan kompetitif hingga kancah internasional.

Baca juga: Pandemi momentum dukung usaha rintisan sektor teknologi kota pintar

Artinya, industri di tanah air mutlak menghasilkan produk dalam negeri yang bernilai tambah tinggi agar bisa menghadapi serbuan produk impor.

Oleh karena itu, pemerintah proaktif memacu pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global melalui berbagai instrumen, baik berupa kebijakan maupun pemberian fasilitas fiskal maupun nonfiskal.

Apalagi, sektor industri manufaktur selama ini konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Upaya tersebut merupakan salah satu wujud nyata dari implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.

Baca juga: Akademisi paparkan manfaat teknologi dongkrak usaha rintisan milenial

Menurut Menperin, terdapat setidaknya dua isu utama yang harus dijawab oleh pemerintah dan para pelaku industri terkait inovasi.

Pertama, keberpihakan dalam melakukan riset teknologi menuju aplikasi teknologi baru di setiap industri masing-masing. Sebagai gambaran, pada tahun 2020, anggaran belanja riset di Indonesia hanya mencapai 0,31 persen dari PDB. Dari jumlah tersebut, lebih dari 83%-nya berasal dari anggaran Pemerintah.

“Oleh karena itu, kami mendorong perusahaan industri untuk melakukan kegiatan riset dan pengembangan teknologi agar ketergantungan Indonesia terhadap impor barang modal dan produk hilir dapat diminimalisasi,” imbau Menperin.

Kedua, tantangan dalam memastikan berjalannya ekosistem pengetahuan dan inovasi. Untuk menjadi top 10 negara dengan perekonomian terbesar, kita memerlukan Indonesia yang ekonominya berbasis riset dan inovasi.

“Ini hanya mungkin terjadi apabila ekosistem riset dan inovasi yang berjalan baik,” tegas Menperin.

Hal ini penting karena kontribusi sektor industri terhadap PDB sampai hari ini masih tertinggi. Ekspor sektor manufaktur memberikan kontribusi 75% dari total ekspor nasional.

Sehingga perlu mengupayakan agar produk Indonesia memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Investasi industri manufaktur juga meningkat secara year on year dibandingkan periode Januari-Oktober 2020.

Sehingga dapat dikatakan bahwa industri manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian nasional.

“Riset dan inovasi yang mengarah kepada teknologi baru industri merupakan faktor utama. Oleh sebab itu, hilirisasi dari riset dan inovasi menjadi sangat penting,” jelas Menperin.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi menyampaikan, tujuan dari pemberian penghargaan tersebut adalah untuk meningkatkan semangat para industriawan agar selalu menciptakan dan memanfaatkan teknologi baru dalam rangka meningkatkan kualitas produk yang memenuhi kebutuhan konsumen saat ini.

"Pada akhirnya produk nasional mampu berdaya saing di perdagangan domestik maupun internasional,” ungkap Doddy.

Penghargaan RINTEK sebelumnya dilaksanakan rutin setiap tahun oleh Kemenperin sejak tahun 2006. Mulai tahun 2012, kegiatan ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada tahun genap. Namun, karena dampak pandemi Covid-19, kegiatan Penghargaan RINTEK tahun 2020 diundur pelaksanaannya menjadi tahun 2021.

Hingga saat ini, penghargaan tersebut telah diberikan kepada 67 perusahaan industri atas 88 rintisan teknologi industri yang dihasilkan.

Berikut ke-16 perusahaan tersebut beserta judul inovasinya:

 

No.

Nama Perusahaan

Judul Rintisan Teknologi

1

PT Lautan Natural Krimerindo

Pangan Fungsional Tinggi Serat dan Penerapannya untuk Produk Makanan dan Minuman

2

PT Gabag Indonesia

Aplikasi Kantong ASI Pertama di Dunia

3

PT LEN Industri (Persero)

Autonomous Train Control dalam Mendukung Sustainable Railway (SilMove 4000)

4

PT Dirgantara Indonesia (Persero)

Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Medium Altitude Long Endurance (MALE)

5

PT Organik Inti Indonesia

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia untuk Industri Karet dalam Negeri

6

PT Zeus Kimiatama Indonesia

Sintesis Resin Amina untuk Aplikasi Paint Spray Booth Detackifier di Industri Otomotif

7

PT Pupuk Kalimantan Timur

Menurunkan Ammonia Losses 7 Ton per hari dan Meningkatkan Produksi Urea 14 Ton per hari dengan Penambahan Low Pressure Ammonia Absorber di Seksi Recovery Pabrik Urea-4

8

PT Pupuk Kujang

Komersialisasi Produk Pupuk Non-Subsidi melalui Penerapan Teknologi NPK Spesifik Komoditas pada Usaha Tani Customer PT Pupuk Kujang

9

PT Dexa Medica

Herba ASIMOR (Galatonol dan Striatin), Fraksi Bioaktif untuk Ibu Menyusui

10

PT Konimex

Pengembangan Alat Diagnostik – Lateral Flow Immunoassay

11

PT SOHO Industri Pharmasi

Curcuma Force

12

PT Swayasa Prakarsa

Pengembangan Prototipe Ventilator Dalam Negeri

13

PT Packaging Integra Center

Desain dan Manufaktur Mesin Pengemasan Otomatis (Automatic Case Packer)

14

CV Batik Teknologi Indonesia

Mesin Batik Tulis ”Butimo”

15

PT Tatalogam Lestari

Rumah Instan DOMUS Revo

16

PT Chroma International

Wind Tunnel

 

 

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021