Komoditas penyebab kenaikan yang dominan pada subsektor ini adalah kenaikan harga kelapa sawit, kopi, dan kelapa
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan tertinggi pada November 2021 yakni sebesar 2,05 persen.

"NTP pada perkebunan rakyat mengalami tertinggi karena kenaikan indeks yang diterima petani mengalami kenaikan. Komoditas penyebab kenaikan yang dominan pada subsektor ini adalah kenaikan harga kelapa sawit, kopi, dan kelapa," kata Margo saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu.

Sebaliknya, subsektor yang NTP-nya turun dalam adalah hortikultura. Adapun komoditas yang memengaruhi penurunan tersebut adalah penurunan harga bawang merah, cabai rawit, tomat.

Margo memaparkan berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 34 provinsi di Indonesia pada November 2021, NTP secara nasional naik 0,49 persen dibandingkan NTP Oktober 2021, yaitu dari 106,67 menjadi 107,18.

Kenaikan NTP pada November 2021 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.

Kenaikan NTP November 2021 dipengaruhi oleh naiknya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,13 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,05 persen dan Subsektor Peternakan sebesar 0,56 persen.

Sementara itu, NTP pada dua subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 2,92 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,16 persen.

Baca juga: Apkasindo: Provinsi sentra sawit miliki NTP tinggi
Baca juga: Kementan sebut NTP September naik karena harga saat panen tinggi
Baca juga: Serikat petani harap Badan Pangan atasi NTP hortikultura yang anjlok


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021