Washington (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama berbicara dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan setelah keluhan dari Ankara mengenai pernyataannya tentang pembunuhan besar-besaran orang Armenia di bawah Kekhalifahan Usmaniyah (Ottoman), kata Gedung Putih, Senin (25/4).

Beberapa pejabat mengatakan Obama dan Erdogan berbicara tentang upaya kemanusiaan di Libya dan penindasan pemerintah terhadap pemrotes di Suriah.

Obama juga menyampaikan harapan bahwa Israel dan Turki dapat meningkatkan hubungan mereka yang keruh baru-baru ini dalam upaya "membawa kestabilan" ke Timur Tengah --yang mudah bergolak, demikian isi pernyataan Gedung Putih.

Pada Ahad, Turki telah menyampaikan "penyesalan yang mendalam" sehubungan dengan pernyataan Obama tentang pembunuhan besar-besaran orang Armenia di bawah Kekhalifahan Usmaniyah (Bani Usman). Ankara mengatakan pernyataan tahunan presiden Amerika itu mengenai masalah tersebut membelokkan fakta sejarah.

"Oleh karena itu, kami merasa itu sangat problematik dan sangat menyesalkannya ... Pernyataan satu pihak yang menafsirkan peristiwa sejarah yang kontroversial melalui perasaan pilih-kasih tentang keadilan menghalangi pemahaman mengenai kebenaran," kata Kementerian Luar Negeri di Ankara.

Namun di dalam pesan mengenai pembunuhan besar-besaran pada Perang Dunia I, Obama pada Sabtu (23/4) tak sampai menggunakan istilah "pemusnahan suku bangsa" tapi mendesak pengakuan "penuh" tentang "peristiwa yang mengerikan tersebut". Sebutan itu ditolak oleh Turki, sekutu AS di NATO.

Pada 24 April 1915, Kekhalifahan Usmaniyah mengumpulkan sebanyak 200 pemimpin masyarakat dan tokoh intelektual Armenia di Istanbul dalam penindasan yang diikuti oleh pembunuhan besar-besaran dan pengusiran sampai 1917.

Armenia menyatakan "sebanyak 1,5 juta orang Armenia" tewas dalam "pemusnahan suku bangsa".

Gedung Putih tak menyebut-nyebut masalah Armenia di dalam pernyataan tentang percakapan Obama dengan Erdogan, dan berusaha mencapai kesepakatan mengenai Libya dan Suriah, demikian AFP melaporkan. (C003/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011