Ini bukan tentang pemerasan, ini tentang memastikan komunitas Victoria terlindungi
Jakarta (ANTARA) - Pejabat pemerintah negara bagian Victoria menegaskan bahwa kebijakan vaksin COVID-19 Australian Open bukan untuk "memeras" Novak Djokovic.

Penyelenggara Grand Slam menekankan bahwa semua petenis harus divaksin sebelum ambil bagian dalam turnamen, yang menuai kritik dari ayah petenis nomor satu dunia Djokovic.

"Di bawah pemerasan dan kondisi ini, (Djokovic) mungkin tidak akan (bermain)," kata Srdjan Djokovic, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Srdjan: Djokovic kemungkinan lewatkan Australian Open

Menteri Olahraga Victoria Martin Pakula mengatakan kebijakan vaksin berlaku untuk semua atlet di negara bagian Australia selatan, yang menjadi tuan rumah Australian Open di Melbourne.

"Jika Anda seorang pemain tenis internasional yang berkunjung, atau olahragawan tamu dalam bentuk apa pun, ini tentang tanggung jawab Anda kepada komunitas tempat Anda berkunjung," kata Pakula kepada media Australia, dikutip dari Reuters, Rabu.

"Dan itulah mengapa kami meminta para bintang tenis internasional itu untuk mengikuti persyaratan yang sama seperti yang berlaku di Victoria."

"Ini bukan tentang pemerasan, ini tentang memastikan komunitas Victoria terlindungi."

Baca juga: Panitia perkirakan 95 persen pemain divaksin jelang Australian Open

"Saya ingin menjelaskan bahwa saya sangat berharap Novak Djokovic mendapatkan vaksinasi dan bermain di Australian Open."

"Tetapi jika dia memilih untuk tidak melakukannya, itu masalah baginya."

Djokovic telah memenangi sembilan gelar juara di Melbourne Park, termasuk turnamen tahun ini, dan berbagi rekor 20 Grand Slam putra dengan Roger Federer dan Rafa Nadal.

Djokovic menolak untuk mengungkapkan status vaksinasi, mengatakan hal itu adalah pilihan pribadi.

Baca juga: Penyelenggara Australian Open wajibkan semua pemain untuk divaksin
Baca juga: Djokovic enggan berkomentar soal partisipasinya di Australian Open

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021