Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menekankan pentingnya kontribusi media dalam mensosialisasikan program baru Kemenpora, yakni Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) agar dapat dipahami masyarakat luas.

DBON baru saja mendapat payung hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021. Kemenpora pun gencar melakukan kunjungan ke beberapa daerah di Indonesia. Namun dalam kegiatan sosialisasi di Bali, Rabu, Zainudin mengatakan bahwa DBON bisa dikenal luas dengan mendapat dukungan maksimal dari media.

“Teman-teman jurnalis ini istimewa, karena kalau saya sosialisasikan DBON pada teman-teman jurnalis, maka akan segera tersosialisasikan secara masif kepada masyarakat,” kata Zainudin dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Rabu.

“Sebelum lahirnya Perpres 2021, kami sudah mensosialisasikan kepada teman-teman jurnalis karena saya menganggap komunikasi dengan PWI, Siwo PWI, dan teman-teman jurnalis sangat penting. Sebab, teman-temanlah yang bisa mensosialisasikan program ini secara cepat kepada masyarakat,” lanjut dia.

Dengan pengenalan DBON melalui media, masyarakat diharapkan bisa lebih memahami pentingnya budaya olahraga dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, DBON tak hanya menjadi pedoman bagi cabang olahraga prestasi, tetapi juga menjadi pedoman bagi olahraga kemasyarakatan.

Baca juga: Menpora Amali: Perpres DBON harus disosialisasikan ke daerah

Menurut Zainudin, salah satu cara untuk mengukur tingkat kebugaran seseorang adalah dengan menghitung langkah per hari seseorang. Ia menjelaskan bahwa rata-rata orang Indonesia hanya melakukan 3.500 langkah per hari. Padahal untuk bugar, harus 7.000 langkah per hari.

“Untuk itu, kami terus dorong agar budaya olahraga masyarakat terus meningkat,” ucapnya.

Khusus untuk olahraga prestasi, hadirnya DBON diharapkan bisa kian meningkatkan prestasi olahraga Indonesia, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi pada peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2020 yang meminta Kemenpora melakukan evaluasi total terhadap dunia olahraga nasional.

Baca juga: Menpora: DBON dibuat untuk mencari atlet muda berbakat

“Kalau olahraga prestasi berjalan tanpa desain, maka hasilnya akan seperti sekarang. Tidak ada lapisan bawah yang menopang atlet-atlet senior. Potret masalah itulah yang kami tangkap, baik secara pendek, menengah, dan panjang. Dari situlah lahir DBON,” ujar dia.

Ia menegaskan, target utama yang dibidik melalui DBON adalah prestasi di Olimpiade dan Paralimpiade. Sementara sasaran antara adalah meraih sukses di Asian Games, Asian Para Games, SEA Games, ASEAN Para Games.

“Pada Olimpiade 2044, Indonesia harus masuk di peringkat lima dunia. Di Paralimpiade juga demikian. Target ini ditetapkan setelah kami berdiskusi dengan para pakar. Jadi, ada hitungannya untuk masuk ke target itu. Jika kita konsisten dan berstruktur maka peringkat 5 dunia di Olimpiade 2044 bukan hal mustahil,” tutup dia.

Baca juga: Deretan selebritas kenamaan Indonesia mendukung DBON
Baca juga: DBON wajibkan Pemda perhatikan olahraga


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021