Suku Bajo adalah pelaut handal dan lingkungan tinggal mereka di kawasan terumbu Karang,"
Jakarta (ANTARA News) - Film The Mirror Never Lies mengajak penonton untuk mengenal kehidupan suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dan keindahan terumbu karang Indonesia.

"Ini merupakan film pertama saya, setelah melewati proses pembuatan selama 3 tahun," kata Kamila Andini, Sutradara Film The Mirror Never Lies ketika peluncuran gala premiernya di XXI, FX Life Style, Jakarta pada Selasa (26/4).

"Suku Bajo adalah pelaut handal dan lingkungan tinggal mereka di kawasan terumbu Karang," katanya

Garin Nugroho, salah satu produser film The Mirror Never Lies mengatakan film ini akan mengingatkan penonton tentang kebudayaan laut di daerah tersebut terlebih Indonesia adalah negara maritim.

"Ini tentang kisah mereka yang hidup mengikuti laut. Laut memberikan kabar dengan carnya sendiri, inilah yang terpenting dari film ini," kata Garin.

Film itu juga diproduseri Nadine Chandrawinata dan dibintangi Atiqah Hasiholan, Reza Rahadian, Gita Nova Lista, Eko dan Zainal.

Film itu menceritakan sosok anak perempuan suku Bajo, Pakis (Gita). Dia kehilangan ayahnya yang sedang melaut dan Pakis berusaha mencari keberadaan sang ayah sebaliknya sang ibu (Atiqah) lebih pesimis dan realistis dalam menghadapi kenyataan. Disitulah terlibat konflik antara mereka terjadi.

Film yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Wakatobi, organisasi konservasi World Wide Fund for Nature Indonesia (WWF-Indonesia) dan rumah produksi SEt Karya Film akan dirilis pada Mei 2011. Wakatobi merupakan bagian dari The Coral Triangle yang menjadi rumah bagi 750 spesies karang dari total 850 spesies di dunia.

Dalam kesempatan yang sama, Andini mengatakan filmnya itu mendapatkan penghargaan "Honorable Mention" dari "Global Film Initiative" pada 14 April 2011.

"Penilaian film berdasarkan penceritaan dan persepktif budaya dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
(Adm/A038)

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011