Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 59,71 poin atau 0,17 persen, menjadi menetap di 34.580,08 poin
New York (ANTARA) - Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan Nasdaq memimpin penurunan karena investor bertaruh bahwa laporan pekerjaan yang kuat tidak akan memperlambat penarikan dukungan Federal Reserve sementara mereka bergulat dengan ketidakpastian di sekitar varian virus corona Omicron.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 59,71 poin atau 0,17 persen, menjadi menetap di 34.580,08 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 38,67 poin atau 0,84 persen, menjadi berakhir di 4.538,43 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 295,85 poin atau 1,92 persen, menjadi ditutup pada 15.085,47 poin.

Indeks S&P, Dow dan Nasdaq semuanya mencatat penurunan selama seminggu di mana mereka berayun liar dari hari ke hari karena investor bereaksi terhadap berita Omicron dan komentar Powell.

Untuk minggu ini, S&P jatuh 1,2 persen merupakan penurunan mingguan kedua berturut-turut, sementara Nasdaq anjlok 2,62 persen, juga kerugian minggu kedua berturut-turut. Sementara indeks Dow melemah 0,92 persen dalam penurunan mingguan keempat berturut-turut.

Setelah dibuka lebih tinggi, Wall Street menghabiskan sisa sesi dalam kelesuan dan indeks volatilitas yang meningkat menyoroti kecemasan investor.

Laporan Departemen Tenaga Kerja, menjelang pembukaan sesi, menunjukkan bahwa sementara pertumbuhan pekerjaan nonpertanian naik lebih rendah dari yang diperkirakan pada November, tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen, terendah sejak Februari 2020, dan upah meningkat.

Secara terpisah, ukuran aktivitas industri jasa AS mencapai rekor tertinggi pada November.

Kedua set data itu tampaknya mempengaruhi ekspektasi investor untuk langkah Fed selanjutnya menuju pengetatan kebijakannya. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan minggu ini bahwa bank sentral akan mempertimbangkan penghentian lebih cepat program pembelian obligasi, mendorong spekulasi bahwa kenaikan suku bunga juga akan dimajukan.

"Tidak cukup dalam laporan pekerjaan untuk menghalangi The Fed mempercepat tapering dan (itu) membuka pintu untuk kenaikan suku bunga yang lebih cepat daripada yang mungkin diantisipasi pasar," kata Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers, dikutip dari Reuters.

Selain itu, ia menunjukkan kekhawatiran bahwa varian Omicron tampaknya menyebar lebih cepat daripada Delta, versi terakhir dari COVID-19 yang paling umum.

Jumlah negara yang melaporkan kasus Omicron terus meningkat pada Jumat (3/12/2021) tetapi masih ada sedikit kejelasan tentang tingkat keparahan penyakit atau tingkat perlindungan yang diberikan oleh vaksin COVID-19 yang ada.

Dalam indikasi yang jelas dari kegelisahan investor, pengukur ketakutan Wall Street, indeks Volatilitas Pasar CBOE, naik di atas 35, dalam perdagangan sore, untuk pertama kalinya sejak akhir Januari. Namun, indeks memangkas beberapa kenaikannya menjadi ditutup naik 9,7 poin pada 30,67.

Sementara itu, sektor utama S&P 500 yang berkinerja lebih baik adalah sektor konsumen yang defensif, ditutup naik 1,4 persen, serta sektor utilitas bertambah 1,0 persen, diikuti oleh perawatan kesehatan naik 0,25 persen.

Pada akhir sesi, sektor consumer discretionary, jatuh 1,8 persen, menjadi pencetak kerugian sektoral terbesar, diikuti oleh sektor teknologi yang terpangkas 1,65 persen.

Penurunan termasuk saham-saham kelas berat seperti Tesla yang anjlok 6,0 persen, Nvidia merosot 4,0 persen serta Apple Inc dan Microsoft kehilangan lebih dari 1,0 persen.

"Sulit untuk membantah bahwa saham-saham dengan valuasi sebesar itu bersifat defensif," kata Sosnick dari Interactive Brokers. Dan dengan saham teknologi berkapitalisasi besar telah menghindari kemerosotan baru-baru ini di pasar yang lebih luas, Sosnick mengatakan: "Itu mengejar saham-saham itu."

Baca juga: Saham Inggris berakhir negatif, indeks FTSE 100 tergerus 0,10 persen
Baca juga: Saham Jerman perpanjang penurunan, indeks DAX 40 merosot 0,61 persen

Baca juga: Wall Street dibuka jatuh, terseret penurunan saham teknologi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021