Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha Sukamdani Sahid Gitosardjono berharap pemerintah China mendorong para pengusaha negeri itu bersedia merelokasi sejumlah industrinya ke Indonesia untuk memberi manfaat ekonomi bagi kedua negara termasuk kawasan ASEAN.

"Industri China yang berpotensial direlokasikan ke Indonesia terutama di sektor otomotif, elektronik, industri pengolahan minyak sawit (CPO), pengolahan batubara, pulp dan kertas, serta pengolahan kakao," kata Sukamdani, dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Sukamdani yang merupakan Ketua Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia-China ini menuturkan desakan agar China merelokasikan industrinya ke Indonesia diharapkan mendapat komitmen saat kunjungan Perdana Menteri China Wen Jiabao ke Indonesia pada 29-30 Mei 2011.

Menurutnya, permintaan relokasi industri ke Indonesia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan domestik China terhadap barang bernilai tambah dari Indonesia, sekaligus menjadi komoditas ekspor perusahaan China ke pasar potensial lainnya.

Data Kementerian Perdangan RI tercat ekspor non-migas Indonesia ke China pada 2010 mencapai 14,1 miliar dolar AS, naik 58 persen dibanding tahun 2009, sedangkan impor non-migas dari China mencapai 19,7 miliar dolar AS atau naik 46 persen.

Meski begitu, surplus perdagangan Indonesia dengan China turun dari sekitar 3,6 miliar dolar AS pada tahun 2008 menjadi 0,9 miliar dolar AS pada tahun 2010 yang dipicu penurunan ekspor migas Indonesia dari 3,8 miliar dolar AS tahun 2008 menjadi hanya 0,7 miliar dolar AS pada 2010.

Ia menjelaskan, sejak pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Area Januari 2010 terjadi kecenderungan penurunan pangsa ekspor produk Indonesia ke China dari sekitar 52 persen pada 2009 menjadi hanya 41 persen pada 2010.

Meskipun volume ekspor produk industri Indonesia lebih besar dibandingkan dengan nilai impornya, nilai tambah produk ekspor Indonesia lebih kecil dibanding impor produk industri dari China, sehingga Indonesia masih mengalami defisit perdagangan khususnya produk industri.

"Ini membutuhkan perhatian bersama antara pengusaha Indonesia dan China, serta pemerintah di Jakarta dan Beijing," tegas Sukamdani.

Tokoh yang merupakan perintis dibukanya kembali hubungan dagang Indonesia-China di erah 1980-an ini, China dan ASEAN adalah pasar yang besar.

"Populasi China 1,3 miliar jiwa, ASEAN sekitar 500 juta jiwa. Secara keseluruhan China-ASEAN pasar yang besar atau mencapai sepertiga populasi dunia," ujarnya. (R017/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011