Oakland County, Michigan (ANTARA) - Orang tua seorang remaja pria yang dituduh menewaskan empat rekan sekolahnya dengan pistol hadiah Natal di Michigan, Amerika Serikat, menyatakan tidak bersalah atas empat dakwaan pembunuhan tak disengaja.

Orang tua tersebut, James dan Jennifer Crumbley, oleh pengadilan dikenai syarat uang jaminan masing-masing 500.000 dolar AS (sekitar Rp7,2 miliar) untuk pembebasan sementara sambil menunggu disidangkan.

Syarat uang penjaminan tersebut diputuskan setelah pihak berwenang menangkap mereka pada Sabtu (4/12).

Jaksa Oakland County Karen McDonald mengatakan dalam persidangan bahwa pasangan tersebut sempat menarik dana sejumlah 4.000 dolar AS (Rp57,7 juta) dari ATM pada saat otoritas memburu mereka.

McDonald juga mengatakan bahwa James dan Jennifer dikhawatirkan akan kabur sebelum disidangkan.

"Kita tidak bisa meyakini bahwa orang-orang ini akan hadir di pengadilan secara sukarela," kata jaksa tersebut.

Pihak berwenang mulai memburu pasangan tersebut setelah kejaksaan Oakland County mengatakan pada Jumat (3/12) bahwa mereka akan didakwa dengan pembunuhan dalam kaitannya dengan penembakan massal di sekolah anak mereka.

Kejaksaan mengatakan James dan Jennifer Crumbley membeli pistol sebagai hadiah Natal untuk putra mereka itu dan mengabaikan berbagai tanda mencurigakan, termasuk pada hari penembakan terjadi.

Hakim Julie Nicholson, Sabtu, juga mengatakan ia khawatir pasangan itu akan melarikan diri setelah mereka tidak hadir pada Jumat untuk mendengarkan pendakwaan.

Dua pengacara pasangan tersebut mengatakan James dan Jennifer tidak pernah berniat menghindar dari pihak berwenang.

Kepala Kepolisian Detroit James White mengatakan kepada para wartawan pada Sabtu pagi bahwa pasangan itu ditangkap ketika bersembunyi di sebuah gedung tempat perdagangan di kawasan timur di Detroit.

Semetara itu, putra pasangan tersebut, Ethan Crumbley (15 tahun), ditahan tanpa jaminan dan telah didakwa sebagai orang dewasa atas tuduhan melakukan penembakan maut pada Selasa (30/11) di Sekolah Menengah Atas Oxford, sekitar 60 kilometer sebelah utara Detroit.

Kejadian itu merupakan penembakan di sekolah yang paling banyak menjatuhkan korban jiwa selama 2021 di AS.

Orang tua Ethan sebenarnya diharapkan hadir pada Jumat sore untuk mendengarkan dakwaan namun mereka tidak menjawab panggilan-panggilan telepon dari para pengacara mereka, menurut Wakil Sheriff Oakland County Mike McCabe.

Karena itulah, kata McCabe, perburuan dilancarkan terhadap pasangan itu.

Hakim memutuskan bahwa persidangan awal akan dilangsungkan pada 14 Desember dan 22 Desember.


Membeli Pistol

Empat hari sebelum penembakan di SMA Oxford terjadi, Ethan menemani ayahnya ke toko senjata dan di sana James Crumbley membeli sebuah pistol 9mm, kata kejaksaan.

Menurut undang-undang yang berlaku di Negara Bagian Michigan, orang-orang yang berusia 18 tahun ke bawah dilarang membeli atau memiliki senjata api, kecuali untuk berburu yang disertai izin dan didampingi orang dewasa.

Di media sosial, Ethan memasang foto-foto pistol tersebut dan menuliskan, "Aku baru dapat barang bagus yang baru" serta menambahkan emoji bentuk hati.

Keesokan harinya, kata Jaksa Oakland County Karen McDonald, ibu remaja tersebut berbagi cerita bahwa ia dan puteranya itu sedang berada di lapangan tembak untuk "menjajal hadiah Natal-nya yang baru."

McDonald juga mengungkapkan sejumlah tanda-tanda mencurigakan, yang ia katakan tidak diindahkan oleh orang tua Ethan.

Pada 21 November, seorang guru mendapati Ethan Crumbley sedang mencari konten soal amunisi di ponselnya. Guru tersebut kemudian memberi tahu para pejabat sekolah, yang kemudian mengirimkan pesan kepada Jennifer. Namun, pesan-pesan itu tidak dibalas.

Sang ibu kemudian mengirimkan pesan kepada Ethan, "Hahaha, aku tidak marah sama kamu. Kamu harus belajar bagaimana caranya supaya tidak ketahuan."

Pagi hari sebelum penembakan terjadi, seorang guru menemukan gambar hasil coretan Ethan Crumbley. Ethan menggambar sebuah pistol, sebuah peluru, dan seorang sosok yang berlumuran darah. Di sebelah gambar-gambar tersebut, ada tulisan "Darah di mana-mana," "Hidupku tak berguna," dan "Pikiran itu tidak hilang-hilang - tolong aku."

Ethan mengatakan kepada guru pembimbing bahwa gambar-gambar itu berasal dari sebuah gim video, dan bahwa dia ingin menjadikan perancang gim video sebagai karirnya, menurut surat yang ditulis Penilik Sekolah Komunitas Oxford Tim Throne.

"Saat itu, para pembimbing tidak menyangka bahwa siswa tersebut bisa membahayakan karena melihat tingkah laku, sikapnya yang tampak tenang," kata Throne.

Insiden maut di sekolah di Michigan itu merupakan kasus terbaru penembakan di Amerika Serikat.

Di negara itu, sikap para pejabat terpilih terpecah soal bagaimana menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman bagi anak-anak ketika serangan semakin sering terjadi dalam beberapa puluh tahun terakhir ini.


Sumber: Reuters
Baca juga: Tiga siswa SMA di Michigan-AS tewas ditembak temannya
Baca juga: Seorang balita tembak dua bocah di Michigan
Baca juga: Penembakan di pengadilan Michigan Amerika Serikat tewaskan dua petugas

​​​​​​​

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021