Saya suka dia dalam gaun itu. Itu akan menjadi gaun pernikahan yang bagus buat dia,"
London (ANTARA News) - Pernikahan kerajaan Inggris menjadi topik terpanas di internet meski sudah lebih dari 24 jam setelah Pangeran William dan Kate Middleton mengucapkan janji sehidup semati.

Yang kini jadi 'hot topic'  bukan upacaranya, bukan ciuman atau bahkan gaun Kate yang menyebabkan bisik-bisik terbesar di Facebook dan Twitter, tetapi bokong Pippa Middleton, adik Kate.

Pippa, yang bertugas sebagai pendamping pengantin, muncul sebagai salah satu daya tarik yang tak diharapkan.

Bagian belakang tubuhnya yang sempurna bahkan memiliki komunitas pemerhati di Facebook - menarik lebih dari 36.000 anggota dalam 24 jam pertama.

Bandingkan dengan  33.000 orang di Facebook yang "menyukai" gaun Kate.

Pippa (27) adalah seorang perencana pesta yang bekerja di perusahaan orang tuanya Party Pieces. Dia menjadi "trending topic" Twitter terpopuler pada hari Jumat.

Tubuhnya yang dibalut gaun putih rancangan Sarah Burton dari rumah mode Alexander McQueen, memukau pemirsa TV di seluruh dunia yang diperkirakan dua miliar orang.

Komentar-komentar di grup Facebook berkisar mulai dari memuji hingga menimbulkan tawa.

"Saya suka dia dalam gaun itu. Itu akan menjadi gaun pernikahan yang bagus buat dia," tulis Lynn Norton McLean.

Sementara itu Steve Torrie menulis bahwa bagian belakang Pippa "terlihat seperti dua berang-berang kurus berjuang untuk keluar dari kantong."

Andy Waters menyebut pran Pippa "sorotan hari ini, tanpa ragu."

Blog fashion fashionista.com bahkan mempublikasikan artikel berjudul "In Praise of Pippa (Especially Her Bum)" atau bahasa Indonesianya "Pujian bagi Pippa (Terutama Pantatnya)".

Pantat Pippa bahkan menjadi salah satu saran pencarian teratas di Google.

Hanya dengan mengetik "Pippa" akan membawa rekomendasi pencarian:"Pippa Middleton a***".

Pendamping pengantin pria, Pangeran Harry, tidak bisa menahan diri untuk menggoda adik pengantin perempuan, dia berbisik: "Anda tampak sangat cantik - beneran."
(ENY/A038)

Penerjemah:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011