Jakarta (ANTARA) - Film “Yuni” garapan sutradara Kamila Andini resmi tayang perdana di bioskop tanah air mulai Kamis (9/12) setelah diputar di berbagai festival film internasional.

Film ini memotret kisah seorang remaja cerdas bernama Yuni yang memiliki impian untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan.

Suatu hari Yuni menolak pinangan dua laki-laki dan diikuti oleh pinangan laki-laki ketiga. Yuni dihadapkan pada pilihan, antara mempercayai mitos bahwa seorang perempuan yang menolak lamaran sebanyak tiga kali tidak akan pernah menikah atau tetap mengejar impiannya.

Baca juga: "Yuni" karya Kamila Andini tayang di TIFF 2021

Kamila Andini mengatakan film “Yuni” lahir melalui proses yang cukup panjang sejak 2017. Inspirasi film ini datang pada tahun tersebut saat dirinya seorang ibu bercerita kepada Kamila mengenai anaknya menikah di usia muda.

“Entah kenapa sangat reflektif, sampai pembicaraan itu terus stay di kepala saya, menetap. Sampai satu hari saya bilang ke Ifa bahwa kita harus membicarakan hal ini,” ujar Kamila saat konferensi pers di XXI Epicentrum, Jakarta, Senin.

“Yuni” telah memenangkan beberapa penghargaan, meliputi Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021, Snow Leopard untuk Aktris Terbaik di Asian World Film Festival 2021, Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik, dan Silver Hanoman di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2021.

Film yang mengangkat masalah perempuan ini juga menjadi perwakilan Indonesia untuk kategori Best International Feature Film di ajang penghargaan Academy Awards ke-94 atau Piala Oscar pada 2022.

Kamila mengatakan “Yuni” mendapatkan banyak reaksi dari berbagai negara setelah mampir di festival film internasional. Meski “Yuni” mengambil latar di Indonesia, lanjutnya, film ini juga beresonansi dengan penonton di luar Indonesia karena mengangkat isu yang universal dan terjadi di belahan dunia lain.

“Orang-orang melihat 'Yuni' adalah sebuah problem dunia juga. Kita adalah bagian dari ruang yang sangat besar sebenarnya, semua juga melihat bahwa ini ada sesuatu yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Menariknya, ternyata dari ruang yang sangat kecil itu, sebuah tempat di Serang, kita bisa berkoneksi dengan begitu banyak orang,” ujarnya.

Kamila berharap penonton Indonesia dapat merefleksikan pengalaman dan menemukan makna kebebasan versi masing-masing melalui “Yuni”.

“Saya pikir film ini tentang liberation, tentang kebebasan. Jadi mari kita membebaskan pilihan-pilihan kita, membebaskan suara kita,” tuturnya.

Sementara itu, produser Fourcolours Films Ifa Isfansyah dan produser Starvision Chand Parwez Servia juga turut menyambut film “Yuni”. Keduanya sama-sama berharap “Yuni” dapat membuka ruang diskusi serta menjadi perenungan dan pemikiran mengenai isu perempuan.

“Apa yang diberikan oleh film ini sesuatu yang sangat dekat, sangat nyata, sangat butuh perhatian kita,” tutur Chand.

“Yuni” dibintangi oleh aktor yang beragam, mulai dari aktor papan atas hingga aktor debutan, termasuk Arawinda Kirana, Kevin Ardilova, Dimas Aditya, Marissa Anita, Asmara Abigail, Muhammad Khan, Nazla Thoyib, dan sebagainya.

Film ini ditulis oleh Kamila Andini bersama Prima Rusdi, serta diproduksi oleh Fourcolours Films dan Starvision bekerja sama dengan Akanga Film Asia (Singapura) dan Manny Films (Perancis).

Film “Yuni” juga mendapat dukungan Program Pendukungan Film Indonesia untuk Distribusi Internasional Direktorat PMMB Kemendikbud Ristek RI, MPA APSA Academy Film Fund Australia, Purin Pictures Thailand, dan sebagainya.

Baca juga: "YUNI" akan tayang terbatas di bioskop mulai besok

Baca juga: "YUNI" raih Platform Prize di Festival Film Internasional Toronto 2021

Baca juga: Tiga film Indonesia masuk seleksi Festival Film Busan 2021

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021