Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, mewakili Indonesia sebagai pembicara dalam ajang Summit for Democracy yang diselenggarakan Woodrow Wilson International Center for Scholars dengan tema Mayors Delivering Democracy Daily, secara virtual di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.

Pada kesempatan itu dia menyampaikan, perjalanan karirnya selama berpolitik berdemokrasi yang tercipta di Makassar tercipta karena masyarakatnya yang berani dan cerdas.

“Makassar ini kota luar biasa. Rakyatnya berani dan cerdas. Hal ini di buktikan dengan kemenangan kotak kosong pada pilkada beberapa tahun lalu dimana masyarakat percaya akan kinerja saya melalui program Makassar Sombere’ Smart City," kata dia.

Baca juga: Danny Pomanto akan bentuk pasukan lintas agama kawal acara keagamaan

Ia pun menjelaskan, selama berkarir politik maju kembali sebagai calon wali kota priode keduanya tahun 2018, hingga didiskualifikasi oleh penyelenggaraan pemilu atau KPUD Makassar karena dianggap melanggar aturan mutasi, dan rivalnya kala itu maju melawan kolom kosong, namun mayoritas masyarakat malah memilih kolom kosong.

Kemudian pada tahun 2020, Pilkada Makassar kembali digelar, dengan empat pasangan calon. Pemilihan kepala daerah berlangsung alot, namun Danny akhirnya berhasil keluar sebagai pemenang.

Baca juga: KPU Makassar tetapkan Danny-Fatma kepala daerah terpilih

Ia juga menuturkan bagaimana merangkul beberapa orang yang dulunya di sebut Avengers kemudian diubah menjadi Bassi Barania (orang berani) untuk melihat dan memberikan kritik membangun atas kinerja pemerintah.

"Menariknya, Mereka inilah yang menjadi penggerak di Makassar dan secara tidak langsung menerapkan politik demokrasi di masyarakat, " papar Wali Kota Makassar dua periode ini menjelaskan.

Baca juga: KPU Makassar umumkan pasangan Danny-Fatma menang di Pilkada Makassar

Walaupun waktu yang diberikan haya tiga menit, dia mampu meyakinkan dunia Makassar bisa menjadi kota yang menerapkan politik demokrasi yang baik.

Rencananya, kegiatan itu akan diselenggarakan kembali untuk tahapan selanjutnya pada Juni 2022 di Amerika Serikat. Dalam ajang tersebut dia mewakili Indonesia bersama 11 wali kota lain di dunia membahas perjalanan politik demokrasi.

Baca juga: KPK perlu klarifikasi Danny Pomanto soal tudingan JK otak OTT Edhy

Ia terpilih dari enam kepala daerah di Indonesia yang sebelumnya diusulkan kemudian bergabung dengan para kepala daerah lainnya se-dunia pada ajang Summit for Democracy.
 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021