Singaraja (ANTARA News) - Putu Juniartana (16), warga Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang diduga terjangkit virus rabies, akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Singaraja, Bali bagian utara.

Derektur RSUD Singaraja dr Nyoman Mardana saat dikonfirmasi ANTARA di Singaraja, Rabu, membenarkan bahwa pasien yang diduga terserang rabies itu akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan intensif.

Informasi yang diperoleh di lapangan, menunjukkan bahwa Juniartana sempat digigit anjing milik tetangganya sekitar satu tahun silam, kemudian korban jatuh sakit dan bertingkah laku seperti orang terjangkit rabies sejak Minggu (1/5) lalu.

Berselang dua hari kemudian, gejala itu semakin tampak, sehingga keluarga pria baru gede tersebut membawa si penderita untuk berobat ke RSUD Singaraja pada 3 Mei 2011 sekitar pukul 04.00 Wita.

Korban langsung mendapat peratawan intensif, namun malang nyawanya tak tertolong hingga kemudian menghembuskan napas yang terakhir.

Dr Nyoman Mardana membenarkan bahwa pasien terduga rabies itu pernah mengalami peristiwa tergigit anjing setahun silam.

Ia mengakui kalau virus rabies memang cukup lama masa inkubasinya di dalam tubuh penderita sebelum kemudian "memberontak" menjadi penyakit yang mematikan.

Namun demikian, kata dia, pihaknya belum berani menyimpulkan bahwa Juniartana meninggal dunia akibat positif terinveksi virus rabies.

"Kami masih melakukan pengecekan dengan mengirimkan sempel darah korban ke laboratorium, sehingga penyebab kematian korban belum dapat kami jelaskan sekarang," katanya.

Dikatakan, dari hasil penelitian pada laboratorium, nantinya baru dapat diketahui apakah korban meninggal dunia karena rabies atau yang lainnya.

Camat Banjar Putu Ayu Reika Nurhaeni ketika dihubungi secara terpisah, menyebutkan bahwa kecil kemungkinan korban tewas akibat rabies.

Masalahnya, lanjut dia, anjing yang pernah menggigit korban hingga kini dilaporkan warga masih hidup.

"Kalau anjing yang menggigit warga kami itu menyimpan virus rabies, tentu satwa itu sendiri juga telah mati," katanya.

Kendati demikian, lanjut Ayu Reika, dengan adanya dugaan korban tewas akibat rabies, pihaknya akan kembali melakukan pemberantasan terhadap anjing-anjing yang masih banyak berkeliaran di jalan umum.

"Dengan adanya warga kami yang diduga meninggal dunia akibat virus rabies, kami akan kembali melakukan pemberantasan terhadap anjing liar, di samping melakukan sosialisasi terhadap masyarakat agar selalu waspada
terhadap bahaya penyakit itu," ujarnya.

Kepada warga disarankan, bila tergigit anjing segera dapat mendatangi puskesmas untuk dilakukan vaksinasi antirabies.

Camat perempuan itu menyebutkan, dengan adanya korban baru, beranti telah dua orang yang diduga tewas akibat rabies di Kecamatan Banjar belakangan ini.

Dengan adanya dua korban yang sudah menjadi "tumbal", kata dia, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan petugas baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten guna dilakukan eliminasi susulan terhadap anjing-anjing liar.

"Kami akan gelar eliminasi susulan, setelah hal tersebut sempat digelar beberapa bulan silam," katanya menambahkan. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011