Pantauan ANTARA dari depan balai desa setempat, hujan berlangsung hampir satu jam hingga membuat beberapa warga panik.
Terlihat ada wanita lanjut usia yang memilih pergi ke tempat pengungsian saat hujan agak reda, dan sejumlah bapak-bapak berlalu lalang dan berkoordinasi dengan perangkat desa
Alat komunikasi berupa HT milik relawan yang bertugas terus didengarkan seksama sembari menunggu perkembangan dari petugas di posisi yang lebih atas, khususnya dari kawasan Kecamatan Pronojiwo.
Baca juga: AP II kirim tim relawan bantu korban erupsi Gunung Semeru
Saat hujan reda, jalanan utama depan balai desa sempat dilewati truk-truk besar mengangkut alat berat seperti ekskavator maupun jenis lainnya.
“Alat berat diminta turun dulu sementara, ke tempat lebih aman,” kata salah seorang pengemudi atau operator alat berat saat ditanya alasannya turun.
Sementara itu, salah seorang relawan yang enggan disebut namanya mengaku usai hujan memang sempat terjadi banjir bandang di aliran sungai, namun tidak sampai menuju ke arah Desa Sumberwuluh.
Baca juga: Pengungsi erupsi Gunung Semeru direlokasi ke sekolah
Baca juga: SIG salurkan bahan makanan dan perlengkapan bagi korban erupsi Semeru
“Di atas juga masih hujan deras dan volume air terus meningkat. Banjir di sungai diperkirakan tidak sampai Sumberwuluh,” kata dia.
Pada Sabtu (4/12) sore terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas dan berdampak pada daerah di sekitar gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut.
Ratusan warga terpaksa harus mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas di gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021