Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta seluruh jajaran di Kementerian Sosial berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memetakan kawasan di Tanah Air yang rawan ancaman bencana untuk dijadikan lokasi pendirian lumbung sosial.

Kawasan Pantai Selatan Pulau Jawa menjadi salah satu yang menjadi perhatian karena merujuk pada prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berpotensi terjadi gelombang tinggi.

"Saya minta kawasan yang rawan bencana bisa didirikan lumbung sosial, termasuk di Selatan Pulau Jawa. Kita tidak ingin terjadi bencana susulan. Namun, bila itu terjadi, maka masyarakat yang terputus aksesnya tidak akan kelaparan,” kata Risma dalam kunjungannya di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa.

Cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi di Indonesia berpotensi menimbulkan bencana alam di sejumlah daerah, menimbulkan kerugian materi, dan korban jiwa.

Baca juga: Mensos: Dirikan lumbung sosial di titik rawan bencana

Bencana tidak hanya berpotensi menimbulkan banjir, banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem, atau kekeringan. Namun juga bencana lain seperti erupsi atau letusan gunung berapi dan keretakan tanah sebagaimana terjadi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

Karena itu, Kementerian Sosial harus bergerak cepat dalam mengantisipasi cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini terjadi.

Lumbung sosial atau "buffer stock" menjadi salah satu kebijakan umum Mensos dalam membantu kelangsungan hidup masyarakat yang terkena dampak bencana. Lumbung sosial didirikan di sejumlah daerah rawan bencana.

Pendirian lumbung sosial sangat bergantung pada kondisi geografis dan kebutuhan daerah. Oleh karena itu, kata Mensos, pendekatannya bukan lagi administratif melainkan lebih ke kondisi geografis.

Baca juga: Kemensos pasok kebutuhan lumbung sosial untuk korban banjir di Garut

"Lumbung sosial tidak hanya berisi kebutuhan logistik dan makanan, namun juga beberapa kebutuhan yang menopang kelangsungan kehidupan sosial masyarakat terdampak bencana," kata Mensos.

Saat terjadi bencana di Sintang, misalnya pernah sampai satu bulan setengah kawasannya berada dalam kondisi darurat karena mengalami mati listrik.

"Di lumbung sosial tersebut tidak hanya berisi bahan makanan. Namun bisa berupa genset, bahan bakar, perahu karet, penjernih air, pompa air, tenda, dan kebutuhan bahan pokok," katanya.

Dengan memobilisasi bantuan lebih cepat ke sejumlah titik berpotensi bencana, ujarnya, maka masyarakat yang terkena dampak bencana akan lebih cepat menerima bantuan.

Baca juga: Mensos ingin buat lumbung sosial untuk korban bencana di Garut

Risma memerintahkan para pejabat Eselon I Kemensos turun langsung ke sejumlah daerah yang berpotensi menjadi titik bencana, di antaranya di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan sebagian Papua.

Unit pelaksana teknis (UPT) yakni balai-balai Kemensos di seluruh pelosok Tanah Air, katanya, mendapat tugas sebagai penyedia lumbung sosial.

Dalam kunjungannya, Risma mengecek kondisi lumbung sosial di Sekretariat Badan Kerja Sama Antar Daerah (BKAD), di dekat Kantor Kecamatan Tebelian, Kabupaten Sintang. Turut hadir Bupati Sintang Jarot Winarno dan staf.

Menjelang sore hari, Mensos mengecek kesiapan lumbung sosial di Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang.

Di Tempunak, dia mengecek bantuan yang pernah diberikan untuk mengatasi dampak banjir. Camat Tempunak Mariono menyebutkan bantuan alat penjernih air dari Kemensos itu kini telah dirasakan manfaatnya bagi warga.

"Terima kasih kepada Ibu Mensos. Alat penjernih air ini sangat membantu karena sulit mendapatkan air bersih saat banjir tiba. Malam kami saring, pagi airnya sudah bisa dikonsumsi," kata Mariono.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021