Jakarta (ANTARA) - General Manager Financial Business Telkomsel Akhmad Fandhia Roesyidi mengatakan kesenjangan akses hingga informasi terkait pinjaman dan keuangan digital menjadi salah satu tantangan bagi aggregator pembayaran teknologi finansial (tekfin) saat ini.

Sebagai informasi, aggregator pembayaran (payment aggregator) adalah platform atau layanan yang mengintegrasikan semua penyelenggara pembayaran agar bisa menerima pembayaran menggunakan satu solusi.

"Ada survei internal terkait perilaku konsumen terkait pembiayaan digital saat ini. Salah satunya adalah adanya gap di konsumen kita, ada gap yang membatasi cakupan (coverage) kepada konsumen," kata Fandhia dalam jumpa pers virtual, ditulis pada RabuCakup

Baca juga: Analis: Masuknya investor asing bantu ekonomi digital makin tumbuh

"Cakupan biro kredit rendah berkontribusi pada tingkat persetujuan yang rendah. Ini adalah salah satu pendorong utama penetrasi kredit yang rendah di Indonesia," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Fandhia menambahkan bahwa mayoritas (85 persen) distribusi peminjaman terkonsentrasi di Pulau Jawa, menurut data dan survei internal yang ia paparkan.

Menilik secara umum, survei Telkomsel terhadap 1.000 responden menunjukkan bahwa 6 dari 10 warga negara Indonesia dewasa meminjam pembiayaan, dan sekira 80 persen meminjam setidaknya sekali dalam sebulan.

Sebanyak 4 dari 10 peminjam pun mendapatkan pinjaman dari platform daring, dan 20 persen di antaranya menggunakan platform ilegal.

Adapun pinjaman digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (42 persen), modal kerja (27 persen), pembayaran tagihan (14 persen), pendidikan (13 persen), dan kesehatan (4 persen).

Di sisi lain, Telkomsel telah meluncurkan Klop, yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai platform tekfin agregator. Jenis tekfin ini masuk ke dalam klaster baru di OJK sebagai Inovasi Keuangan Digital (IKD).

Klop menawarkan pinjaman kepada pengguna dengan mengandalkan kemampuan analisis dari data calon peminjam. Telkomsel Klop akan memberikan rekomendasi pilihan produk pinjaman yang seusai dengan preferensi dan kebutuhan pengguna.

Namun Telkomsel Klop tidak menawarkan pinjaman kepada pengguna secara langsung. Sumber pinjaman berasal dari mitra Layanan Jasa Keuangan (LJK).

"Berdasarkan hasil studi kita, ada gap di masyarakat, sehingga permasalahan tersebut perlu inovasi dan solusi fintech. Harapannya, Klop bisa menjadi solusi pemerataan dari segi coverage, informasi, tentunya dengan privilage Telkomsel dengan jangkauannya yang luas di Indonesia," kata Fandhia.

Baca juga: Telkomsel pastikan layanan komunikasi tak terdampak letusan Semeru

Baca juga: Telkomsel dan PIM tingkatkan daya saing UMKM perempuan

Baca juga: Telkomsel luncurkan solusi keamanan IoT Sphere

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021