Calgary, Alberta (ANTARA) - Harga minyak melonjak lagi lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang reli dari rebound hampir lima persen sehari sebelumnya karena kekhawatiran tentang dampak varian virus corona Omicron terhadap permintaan bahan bakar global semakin berkurang.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari ditutup bertambah 2,36 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi 75,44 dolar AS per barel, setelah melonjak 4,6 persen pada Senin (6/12/2021) .

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari terangkat 2,56 dolar AS atau 3,7 persen, menjadi menetap di 72,05 dolar AS per barel, menyusul kenaikan 4,9 persen pada sesi sebelumnya.

Pada tertinggi sesi di perdagangan Selasa (7/12/2021), setiap kontrak naik lebih dari tiga dolar AS.

Harga minyak jatuh pekan lalu di tengah kekhawatiran bahwa vaksin mungkin kurang efektif terhadap varian baru Omicron, memicu kekhawatiran bahwa pemerintah-pemerintah dapat memberlakukan pembatasan baru yang akan menenggelamkan permintaan bahan bakar.

Namun, seorang pejabat kesehatan Afrika Selatan melaporkan pada akhir pekan bahwa kasus Omicron di sana hanya menunjukkan gejala ringan, sementara pejabat tinggi penyakit menular AS, Anthony Fauci, juga mengatakan tampaknya tidak ada "tingkat keparahan yang besar" dengan varian tersebut.

"Pasar oversold sebagai reaksi spontan terhadap Omicron dan potensi penyebarannya serta dampaknya pada pembatasan perjalanan," kata Gary Cunningham, direktur riset pasar di Tradition Energy. "Sekarang kami melihat pasar kembali ke ekspektasi permintaan yang kuat selama 6-12 bulan ke depan."

Dalam tanda kepercayaan lain dalam permintaan minyak, eksportir utama dunia, Arab Saudi, menaikkan harga minyak mentah bulanan pada Minggu (5/12/2021).

Pekan lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk terus meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) pada Januari meskipun cadangan minyak strategis AS telah dirilis.

"Pasar mulai menanggapi varian ini dengan tenang," kata Matt Smith, seorang analis di perusahaan data dan analitik Kpler.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa data persediaan minyak mentah AS akan menunjukkan penurunan mingguan kedua berturut-turut. Data industri mingguan akan dirilis pada pukul 16.30 waktu setempat, diikuti oleh angka pemerintah pada Rabu,

Harga minyak juga didukung oleh penundaan kembalinya minyak Iran, karena pembicaraan nuklir tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran mendapat batu sandungan. Jerman mendesak Iran pada Senin (6/12/2021) untuk menyajikan proposal yang realistis dalam pembicaraan mengenai program nuklirnya.

Baca juga: Emas terkerek 5,2 dolar, investor amati data inflasi AS, pertemuan Fed
Baca juga: Saham Inggris kembali menguat, indeks FTSE 100 terangkat 1,49 persen
Baca juga: Saham Jerman finis di zona hijau, indeks DAX 40 melambung 2,82 persen

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021