New York (ANTARA) - Meredanya kekhawatiran atas varian baru virus corona Omicron dan dorongan stimulus China yang tepat waktu membantu mengangkat mata uang berisiko pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan dolar Australia (Aussie) memimpin kenaikan sementara greenback naik tipis.

Pasar saham global dan minyak menguat, membuat para pedagang membuang mata uang safe haven dan obligasi karena pasar mengambil kepercayaan dari laporan di Afrika Selatan awal pekan yang mengatakan bahwa kasus Omicron di sana hanya menunjukkan gejala ringan.

Bukti awal menunjukkan bahwa varian virus corona Omicron kemungkinan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi tetapi tidak terlalu parah, kata pakar penyakit menular AS Anthony Fauci, Selasa (8/12/2021).

Perkembangan di China berkontribusi pada sentimen pengambilan risiko, ketika bank sentral China (PBOC) mengatakan akan menurunkan jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan. Ini adalah langkah kedua yang dilakukan tahun ini dan dipandang sebagai cara untuk melepaskan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dolar Australia, dilihat sebagai proksi likuid untuk selera risiko, berada pada kecepatan untuk hari terbaiknya dalam lebih dari tiga hari setelah bank sentral Australia (RBA) menyatakan keyakinannya bahwa munculnya varian Omicron tidak akan menggagalkan pemulihan ekonomi.

Aussie naik mendekati level tertinggi 1 minggu, rebound dari level terendah 13 bulan yang disentuh minggu lalu, diperdagangkan naik 0,92 persen pada 0,7114 dolar AS.

"Dolar Australia memimpin kenaikan di antara mata uang utama pada sesi tersebut menyusul komentar dari RBA yang mengindikasikan bahwa mereka tidak memperkirakan varian Omicron untuk menggagalkan pemulihan," Shaun Osborne, kepala strategi valas Scotiabank, mengatakan dalam sebuah catatan.

"Itu tampaknya berkembang menjadi teori kerja yang lebih luas untuk pasar saat varian muncul - saat ini - lebih menular tetapi kurang mematikan daripada (varian) Delta ," kata Osborne.

Dolar AS menguat terhadap rekan-rekan mata uang utama lainnya, dengan Indeks Mata Uang dolar AS naik tipis 0,1 persen pada 96,378, tertinggi 1 minggu, di tengah pelemahan euro dan pound Inggris.

Data pada Selasa (7/12/2021) menunjukkan defisit perdagangan AS menyempit tajam pada Oktober karena ekspor melonjak, berpotensi menyiapkan perdagangan untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kuartal ini.

Sterling bertengger di dekat posisi terendah 2021 terhadap dolar AS di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral Inggris akan mempertahankan suku bunga tidak berubah minggu depan.

Rubel sedikit berubah pada hari itu terhadap greenback setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (7/12/2021) bahwa Barat khawatir Rusia akan menginvasi Ukraina dan memperingatkan "tindakan ekonomi dan lainnya yang kuat" sebagai hukuman jika Moskow memulai konflik militer. .

Mata uang kripto utama terus pulih setelah jatuh akhir pekan lalu. Bitcoin naik sekitar 2,0 persen pada 50.917,73 dolar AS.

Baca juga: Minyak perpanjang reli karena kekhawatiran atas Omicron berkurang
Baca juga: Emas terkerek 5,2 dolar, investor amati data inflasi AS, pertemuan Fed
Baca juga: Saham Inggris kembali menguat, indeks FTSE 100 terangkat 1,49 persen

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021