Peserta ECP diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas dan daya saingnya sehingga semakin memberi kontribusi, baik bagi peningkatan perekonomian daerah maupun secara nasional guna meningkatkan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Program pendampingan ekspor (export coaching program/ECP) Usaha Kecil Menengah (UKM) yang secara konsisten digerakkan Kementerian Perdagangan sukses membukukan transaksi lebih dari 5,29 juta dolar AS atau sebesar Rp76 miliar sepanjang 2021 dengan melibatkan 132 UKM di 10 wilayah.

“Capaian tersebut merupakan bukti kontribusi ECP bagi UKM dalam kinerja ekspor nasional dan patut diapresiasi. Ke depan, Kemendag berkomitmen terus memberikan fasilitasi untuk meningkatkan kapasitas serta daya saing melalui berbagai program, termasuk ECP untuk pelaku UKM dengan berkolaborasi bersama pemangku kepentingan lainnya,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Keberhasilan itu disebut membanggakan para pelaku UKM ekspor dan sekaligus membuktikan UKM siap berkompetisi dalam pasar global.

Didi menyampaikan hal itu dalam penutupan ECP di lima wilayah secara daring dari Semarang, Jawa Tengah. Kelima wilayah tersebut adalah Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Aceh.

Didi menambahkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kemendag berkonsentrasi pada langkah strategis utama, yaitu meningkatkan ekspor nonmigas dan terus membuka akses pasar prospektif, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri, dan meningkatkan peran UKM dalam kegiatan ekspor nonmigas.

Kemendag mengapresiasi semangat peserta di lima wilayah ECP dan seluruh pihak yang terlibat meskipun program digelar di tengah pandemi COVID-19.

“Sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong pelaku UKM menembus pasar global cukup membanggakan. Diharapkan pelaku UKM dapat mempertahankan dan berupaya meningkatkan kinerjanya,” imbuh Didi.

Produk yang telah diekspor para peserta ECP antara lain serat kapuk, briket arang kelapa, gula kelapa, kerajinan kaca, komoditas kelapa, alas kaki (inner slipper), tas tangan Aceh, bubuk kakao, glassware/tableware, produk interior dari batu alam, damar batu, dan sabut kelapa.

Selanjutnya makanan ringan, rumput laut, furnitur, kerajinan, lidi sawit, cocopeat, buah salak, teak flooring, cengkeh, sepatu dan sandal, kopi, bulu mata, sayur segar, ikan beku, rempah-rempah, mi, parfum, fesyen, dan sebagainya.

Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor di antaranya India, Rusia, Prancis, Vietnam, Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Argentina, Angola, Belanda, Tiongkok, Taiwan, Malaysia, Belgia, Ghana, Italia, Kolombia, Kamboja, UEA, Pakistan, Kamboja, Korea Selatan, Brasil, Singapura, dan Yordania. Selanjutnya Arab Saudi, Irak, Jepang, Australia, Hongkong, Kanada, Thailand, Jerman, Irak, Somalia, Bangladesh, Pakistan, dan sebagainya.

ECP merupakan program pendampingan ekspor bagi para pelaku usaha dan bagian upaya Kemendag dalam meningkatkan peran UKM dalam kegiatan ekspor nonmigas. Tahun ini, ECP telah dilaksanakan di sepuluh wilayah dengan peserta sebanyak 300 pelaku usaha.

Pelaku UKM mendapatkan pendampingan dari praktisi ekspor dan mendapatkan berbagai pengetahuan tentang prosedur ekspor, cara mengembangkan pasar, perbaikan bahan promosi, cara mencari pembeli potensial, dan strategi pengembangan produk.

Peserta juga dibekali cara negosiasi dan pembuatan kontrak dagang serta difasilitasi penjajakan bisnis oleh perwakilan perdagangan.

Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Heryono Hadi Prasetyo menyampaikan, penjajakan bisnis dapat terus ditindaklanjuti guna semakin menggenjot transaksi ekspor dan membantu para pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor.

"Pelaku usaha yang belum berkesempatan ekspor diharapkan tetap optimistis dan jeli melihat peluang ekspor,” imbuh Heryono.

Peserta ECP juga diharapkan dapat menjadi pelaku usaha yang mampu beradaptasi dengan tren pemasaran yang saat ini banyak menggunakan teknologi digital/e-commerce.

Kemendag terus mengedukasi pelaku usaha mengenai perlunya transformasi ke pemasaran secara digital. Pelaku UKM diharapkan sudah mampu melakukan pemasaran melalui platform digital, termasuk di lokapasar internasional guna mendapatkan buyer potensial. Hal ini tentu harus didukung dengan kesiapan UKM akan kualitas produk, kapasitas produksi, dan komitmen untuk bersaing di pasar global.

“Peserta ECP diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas dan daya saingnya sehingga semakin memberi kontribusi, baik bagi peningkatan perekonomian daerah maupun secara nasional guna meningkatkan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat,” pungkas Heryono.

Baca juga: Kemenkop akan dampingi UKM berorientasi ekspor
Baca juga: Kemenkop berikan 17 UKM sertifikat HACCP untuk dorong ekspor
Baca juga: Kemendag ajak UKM manfaatkan program giatkan ekspor

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021