Berkesempatan melihat banyak bangunan tua bergaya arsitektur Eropa
Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Potensi Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mulai menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun asing, bahkan masuk dalam 50 Anugerah Desa Wisata Terbaik Indonesia (ADWI) 2021 yang diadakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Ketua Harian Pokdarwis Wirajaya Putrajaya Jonggat, Wiryadi di Praya, Rabu mengatakan, salah satu kekuatan utama Desa Wisata Bonjeruk adalah cerita sejarahnya. Di masa kolonial, Bonjeruk pernah menjadi pusat pemerintah Kedistrikan Hindia Belanda.

"Para pengunjung akan berkesempatan melihat banyak bangunan tua bergaya arsitektur Eropa, yang tentunya menjadi pemandangan menarik bagi wisatawan karena kontras dengan suasana pedesaan," katanya Wiryadi.

Salah satu bangunan tersebut yakni gapura berwarna krem bertuliskan ‘Bondjeroek den 10 mei’ dengan angka tahun 1933. Bangunan ini didirikan pada 1933, sebagai gerbang masuk menuju komplek perumahan dengan desain art deco peninggalan Belanda.

"Rumah ini diketahui dari sejarahnya merupakan lokasi pusat pemerintahan tingkat Distrik Jonggat yang dipimpin oleh putra setempat, Lalu Serinata. Dia lah yang kemudian menjadi Bupati Lombok Tengah pertama," katanya.

Ia mengatakan, dalam pengembangan wisata sejarah, pihaknya akan memaksimalkan keberadaan bangunan bersejarah ini.

"Saat ini kami sedang tata, ke depan kami akan bangun museum, sehingga bisa melihat lebih jauh tentang sejarah yang ada," katanya.

Selain wisata sejarah, Desa Wisata Bonjeruk juga punya potensi wisata agro berkat alamnya yang subur. Bonjeruk menawarkan pengalaman agrowisata yang beragam. Mulai dari kegiatan pertanian, perkebunan buah, persawahan, dan perdagangan hasil bumi yang juga bisa disaksikan langsung di Bonjeruk.

"Wisatawan juga bisa mencicipi langsung buah-buahan segar yang dipetik seketika dari kebun desa," katanya.

Tak cuma itu, wisatawan pun bisa bersepeda di antara hamparan perkebunan dan sawah yang bertumpuk-tumpuk menjadi daya tarik utama di Bonjeruk. Permainan tradisional seperti gasing dan enggrang juga kerap dimainkan warga.

"Serta Membaca Lontar yang merupakan tradisi membacakan sebuah kisah hikayat menggunakan Bahasa Sasak," katanya

Baca juga: Lombok Tengah perkuat pengembangan desa wisata bertaraf Internasional

Baca juga: Kemendes PDTT bantu dua desa wisata di Lombok Barat


Kuliner "Nasi Ayam Merangkat"

Pengembangan Desa Wisata tidak hanya mengandalkan potensi alam, kerajinan maupun lingkungan. Makanan dan jajanan tradisional menjadi salah satu faktor pendukung atau daya tarik meningkatkan kunjungan wisatawan.

Seperti halnya yang dilakukan Desa Wisata Bonjeruk menawarkan makanan tradisional "Nasi Ayam Merangkat" dan jajanan khas Lombok yang dijual di Pasar Bambu.

Pengurus Pokdarwis Desa Wisata Bonjeruk Dayat mengatakan, dalam mengembangkan Desa wisata di tengah pandemi ini tidak hanya mengandalkan pemandangan alam pedesaan dan budaya serta sejarah. Namun, pihaknya mengembangkan Desa wisata dengan menonjolkan potensi makanan khas lombok kepada para wisatawan lokal maupun mancanegara.

"Makanan khas Lombok kita kembangkan menjadi potensi wisata," katanya.

Lokasi pasar bambu ini dulu lahan hanya menjadi genangan air dan terdiri dari semak dan bambu-bambu ini selalu di tebang untuk dijual.

"Setelah dibangun tempat ini menjadi lebih tertata dan bambu pun semakin terpelihara dan memberikan dampak ekonomi yg besar bagi masyarakat," ujarnya.

Dikatakannya, sebelum pandemi pasar bambu itu awalnya memang dikhususkan untuk wisatawan mancanegara. Namun, karena COVID-19 sejak dua tahun lalu tidak ada wisatawan yang datang.

"Awalnya kita telah jalin kerja sama dengan pihak pengelolaan Kapal Pesiar dan agen travel. Hampir 800 wisatawan asing yang telah mencoba kuliner makanan di pasar Bambu ini," katanya.

Meskipun pandemi, pihaknya tetap bertahan dan mencoba hal baru supaya Desa wisata tersebut tetap aktif. Sehingga muncul lah gagasan untuk membuka pasar bambu itu kepada wisatawan lokal dengan mengandalkan Nasi Ayam Merangkat.

"Alhamdulillah cukup ramai setiap hari tamu yang datang," ujarnya.

Dijelaskan, Nasi Ayam Merangkat ini memiliki filosofi, dimana nasi tersebut biasanya disajikan saat ada warga yang menikah dan pihak keluarga dalam menyambut kedua mempelai memotong puluhan ayam untuk dimasak dengan cara dibakar, dikasih bumbu sambal dan disajikan bagi warga sebagai rasa syukur, karena anak mereka menikah (Merarik"red bahasa sasak).

"Ciri khasnya makanan ini pedas dan biasanya disajikan setiap ada yang menikah," katanya.

"Tapi kalau untuk wisatawan asing, bumbunya tidak pedas, kita sesuaikan dengan lidah mereka," katanya.

Menurut dia apabila pandemi ini berakhir, pasti wisatawan yang akan datang cukup banyak dan pariwisata bisa pulih kembali. Terlebih dengan adanya kegiatan WSBK dan MotoGP di Sikuit Mandalika bisa menjadi magnet kunjungan wisatawan di Lombok khususnya dan berdampak bagi pelaku wisata atau masyarakat.

"Semoga pandemi ini tuntas dan kegiatan balapan di Sirkuit Mandalika itu bisa membangkitkan pariwisata," katanya.

Baca juga: KSP sebut 45 desa wisata Lombok siap sambut wisatawan WSBK

Baca juga: Dispar: Desa wisata siap dikunjungi penonton WSBK Mandalika


Dikunjungi Sandiaga Uno

Desa Wisata Bonjeruk masuk dalam salah satu dari 50 Desa wisata terbaik Indonesia 2021 yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif.

"Masyarakat Desa Wisata Bonjeruk harus dapat memaksimalkan potensi guna menangkap peluang dari kedatangan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat. Salah satunya melalui penyelenggaraan kegiatan besar seperti World Superbike dan juga MotoGP di tahun depan," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi Desa Wisata Bonjeruk bulan lalu.

Ia mengatakan, pihaknya akan menyiapkan pelatihan dan pendampingan serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di Desa Wisata Bonjeruk agar dapat memaksimalkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Khususnya agar bisa memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Kita akan lihat ada MotoGP, dan World Superbike, orang (wisatawan) pasti membutuhkan pelayanan terbaik," kata Sandiaga Uno.

Salah satunya, ujar Sandiaga, bagaimana ke depannya masyarakat dapat mengelola homestay, Standardisasi pelayanan serta fasilitas harus dapat ditingkatkan agar dapat memberikan pengalaman bagi wisatawan yang berkualitas dan berkelanjutan.

"Standarnya harus kita tingkatkan, kita adakan pelatihan agar masyarakat semakin banyak yang berpartisipasi di program homestay, karena ini yang akan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat," katanya.

Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, menyampaikan apresiasinya atas ditetapkannya Desa Wisata Bonjeruk sebagai satu dari 50 besar desa wisata terbaik di ajang ADWI 2021.

"Pak Menteri memberikan satu harapan terbaik dan motivasi diri kita semua untuk mengembangkan desa wisata di Kabupaten Lombok Tengah. Semoga limpahan dari kegiatan MotoGP dan Superbike, wisatawan akan datang ke desa wisata di Lombok Tengah," katanya.

"Kita ingin tingkatkan desa-desa wisata dari desa wisata rintisan menjadi berkembang, maju, juga mandiri. Kami juga akan melibatkan berbagai universitas untuk melakukan pengkajian, karena setiap desa wisata juga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda," katanya.

Pengembangan desa wisata juga diharapkan bisa bersinergi dengan 10 Destinasi wisata yang telah ditetapkan pemerintah pusat, sehingga desa wisata berjalan baik dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Program ADWI 2021 diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing, Berkelanjutan, dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat. Karenanya pendampingan akan terus dilakukan di seluruh desa wisata Tanah Air.

Baca juga: Kemenparekraf: Desa wisata Mandalika dan sekitarnya jadi daya tarik

Baca juga: Mendes PDTT dukung desa wisata penyangga DSP Mandalika
 

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021