Jakarta (ANTARA News) - Mungkin Singapura adalah satu-satunya negara termaju ekonominya di ASEAN, sekaligus masuk kelompok negara kaya ASEAN, selain Malaysia dan Brunei Darussalam.

Berluas wilayah hanya 710,2 km persegi, pada 2010 negeri ini mencatat pertumbuhan ekonomi 14,5 persen.

Perkembangan ekonomi Singapura meningkat, terutama setelah memisahkan diri dari Malaysia pada 9 Agustus 1965.

Proses industrialisasi besar mengambil tempat di seluruh wilayah, dari Jurong, Kallang Park, Tanjong Rhu, Redhill, Tiong Bahru, sampai Tanglin Halt.

Posisi geografis Singapura demikian strategis, karena tepat berada di pintu masuk jalur perdagangan --bukan hanya Asia Tenggara, tapi juga dunia-- yang melewati Selat Malaka.

Di selat itu pula, Singapura menjalin kerjasama pertahanan dan keamanan dengan dua tetangga raksasanya, Indonesia dan Malaysia.

Bersama kedua negara ini, di bawah kerangka "Integrated Maritime Surveillance System", Singapura giat memberantas perompakan di perairan yang mengapungkan ketiga negara itu.

Singapura terletak di ujung selatan daratan Malaysia dan berbatasan dengan Kepulauan Riau, Indonesia, di sisi selatan.

Bersama Indonesia, Filipina, Thailand, dan Malaysia, Singapura adalah negara pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada 8 Agustus 1967.

Selain bidang perdagangan dan pertahanan, Singapura intensif bekerjasama dengan tetangga-tetangganya di bidang sosial-budaya dan penanggulangan bencana, seperti dengan Indonesia menyusul gempa bumi dan tsunami dahsyat Desember pada 2004.

Sektor penanganan bencana alam ini adalah satu dari lima sektor konsep kerjasama bidang pertahanan dengan Indonesia yang dimatangkan dalam pertemuan ADSOM dan ADSOM Plus di Yogyakarta pada 29 April 2011.

Hubungannya dengan Indonesia memang terbilang mesra, dan kedekatan itu sudah berlangsung sejak September 1967.

Lalu, sejak 1980-an, hubungan bilateral kedua negara menunjukkan kemajuan. Kerja sama bilateral berkembang untuk beranjak ke level lebih tinggi di berbagai bidang.

Hubungan itu semakin positif dan konstruktif dari masa ke masa. Saling kunjung antarkepala pemerintahan/negara dan antarpejabat tinggi meningkat signifikan sejak 2004. Demikian pula dengan kunjungan antarpenduduknya.

Dari lima juta wistawan asing yang melancongi Indonesia pada 2005, turis Singapura adalah pengunjung terbanyak dengan 1,06 juta atau 21,32% dari total wisatawan asing ke Indonesia. Sebaliknya, tahun itu juga, jumlah wisatawan Indonesia juga termasuk pengunjung terbanyak Singapura, yakni 1,813 juta orang. Ini setara dengan 20,27% dari total 8,9 juta wisatawan asing yang mengunjungi Singapura sepanjang tahun itu.

Hubungan kedua negara pun semakin berkembang pada 2009.

"Singapura dan Indonesia melakukan kerjasama di sejumlah sektor penting, termasuk upaya memerangi terorisme, mengatasi tantangan-tantangan lingkungan, dan pencegahan penyebaran penyakit menular," kata putra sulung Minister Mentor yang juga mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, seperti dikutip ANTARA (12/9/2009).

Tapi pada KTT ASEAN kali ini, karena harus menyelenggarakan pemilihan umum pada 7 Mei 2011, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsein Loong tidak bisa hadir. Dia mengutus Menteri Senior Profesor S. Jayakumar ke Jakarta.

Singapura pernah menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-4 pada 27-29 Januari 1992, dan KTT ASEAN ke-13 pada 18-22 November 2007.

Selain mengikat diri dengan ASEAN, Singapura juga menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi internasional lainnya.

Negara kota ini juga anggota Dialog Asia-Timur Tengah (Asia-Middle East Dialogue), Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Negara-negara Persemakmuran (The Commonwealth), dan tentu saja Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dari segi geografis, Singapura adalah negara terkecil, namun ekonominya mungkin yang terkuat di kawasan ASEAN. (*)

AR09/H-KWR

Pewarta: Imam Santoso Dan Cornea Khaira
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011