Masih kami temukan, tapi tidak masif. Biasanya untuk keluarga. Kayu tersebut langsung kami hancurkan saat ditemukan.
Padang Aro (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) terus menekan dan mencegah perusakan kawasan hutan konservasi itu dari perambahan, penebangan, perburuan satwa yang dilindungi, dan penambangan secara ilegal, salah satunya di Wilayah IV (Solok, Solok Selatan, dan Dharmasraya).

Kepala Seksi Pengelolaan TNKS Wilayah IV David, di Padang Aro, Kamis, mengatakan dirinya tidak memungkiri bahwa masih terjadi penebangan liar yang dilakukan oleh masyarakat di wilayahnya, seperti di Tandai, Pakan Rabaa Utara, dan di Kabupaten Solok.

Petugasnya, kata dia, masih menerima laporan dan memergoki masyarakat yang menebang pohon. Kayu tersebut dibawa keluar dari kawasan TNKS dalam bentuk kayu potongan, baik papan maupun balokan.

"Masih kami temukan, tapi tidak masif. Biasanya untuk keluarga. Kayu tersebut langsung kami hancurkan saat ditemukan," ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga masih menemukan perburuan liar, seperti pemasangan jerat untuk menangkap rusa atau kijang yang biasanya marak di awal hingga akhir bulan Ramadhan.

"Daging rusa atau kijang itu dijual untuk dikonsumsi masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Polres Rejang Lebong tangkap tujuh terduga pelaku pembalakan liar TNKS


Di wilayah pengelolaannya, kata dia pula, fokus dalam pengawasan tiga satwa yang dilindungi, yakni rangkong, harimau sumatera, dan bunga bangkai. "Rangkong diambil paruhnya untuk dijual," ujarnya pula.

Rangkong, kata dia lagi, merupakan burung yang setia karena ketika pasangannya meninggal maka betina atau jantan yang ditinggalkan tidak akan kawin dengan pasangan lain, sehingga sulit untuk berkembang biak.

Ia menambahkan, dalam dua tahun terakhir marak terjadi penambangan emas liar yang dilakukan di lahan-lahan masyarakat di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan.

Untuk mencegah para penambang liar tersebut merambah kawasan TNKS, ujar dia pula, pihaknya telah melakukan identifikasi, sosialisasi di lokasi-lokasi tambang yang berdekatan dengan kawan konservasi itu.

"Sampai saat ini belum ada warga yang merambah kawasan (TNKS), tapi kami terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak sampai merambah ke TNKS," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga telah memasang plang-plang imbauan di daerah yang berdekatan dengan tambang emas ilegal tersebut.

Selain patroli, pihaknya terus melakukan sosialisasi mengajak masyarakat memahami keberadaan TNKS bagi kehidupan mereka serta merangkul untuk menjaga eksistensi kawasan konservasi tersebut.

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pola kemitraan konservasi yang melibatkan masyarakat yang selama ini mengolah lahan di zona rehabilitasi. Dari kemitraan konservasi ini, SPTN Kerinci Seblat Wilayah IV telah mampu melakukan pemulihan ekosistem seluas 274,25 hektare.
Baca juga: Menyelamatkan paru-paru dunia, suara dari Kerinci-Seblat
Baca juga: TNKS: Desa perbatasan kawasan konservasi rentan perambahan

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021