Jakarta (ANTARA) - Pengamat sosial anak dan sosiolog dari Universitas Indonesia Daisy Indira Yasmine berpendapat sulitnya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya karena kurangnya keterlibatan publik.

"Di Indonesia, masalah kesehatan sulit untuk ditingkatkan karena kurangnya keterlibatan publik dalam meningkatkan kesehatan, nutrisi dan pendidikan anak," kata perempuan yang akrab dipanggil Indira itu dalam konferensi pers virtual, Kamis.

Menurut Indira, selama ini kesehatan dianggap masalah pribadi atau individu. Pada kasus kesehatan anak misalnya, orang-orang lebih memandangnya sebagainya masalah keluarga.

Padahal, secara sosiologis, kesehatan menjadi masalah bersama sehingga bila ingin meningkatkan kualitasnya maka diperlukan keterlibatan masyarakat bukannya sebatas keluarga.

Lebih khusus mengenai bentuk keterlibatan publik yang dibutuhkan, menurut Indira bisa sederhana antara lain ikut dalam aksi kolektif baik secara digital dan non-digital.

"Penetrasi digital sudah sangat tinggi pada masyarakat sehingga bentuk gerakan sosial berbasis digital bisa menjadi bagian dari keterlibatan publik kita pada isu -isu kesehatan dan pendidikan," kata Indira.

Keterlibatan ini pada akhirnya akan menghasilkan perubahan dalam kualitas kehidupan komunitas atau masyarakat. Menurut Indira, pihak yang terlibat bisa mulai dari pemerintah melalui regulasi, industri dengan produk sesuai kebutuhan kesehatan anak, akademisi dan peneliti melalui data dan pendapat hingga orang tua.

"Ada manfaat terlibat dalam perubahan pada isu besar antara lain hidup lebih baik karena kesehatan kepentingan kita semua, menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, meningkatkan kepedulian pada keluarga hingga dunia dan secara psikologis bisa lebih bahagia dan sehat," kata dia.

Untuk bisa terlibat dan mendatangkan manfaat dalam isu kesehatan, Indira berpendapat, orang-orang setidaknya perlu membekali diri antara lain dengan mengetahui isu misalnya nutrisi dan kesehatan anak, kondisi Indonesia saat ini, berinisiatif dan terlibat dalam aksi misalnya civil society, mengajak jejaring seperti teman.

Terkait kesehatan masyarakat di Indonesia, Indira masih melihat ketidaksetaraan yang dimulai dari pengetahuan tentang kesehatan yang masih belum merata, literasi tentang kesehatan serta akses terhadap nutrisi karena perbedaan latar belakang sosial ekonomi, pendapatan dan pendidikan.


Baca juga: BRIN perkenalkan produk riset dan inovasi kesehatan-pangan pada publik

Baca juga: BPJS Kesehatan sebut kehadiran SP-FOKKA bakal perkuat pelayanan publik

Baca juga: Pakar soroti protokol kesehatan yang mulai kendor di ruang publik

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021