Jakarta (ANTARA) - Salah satu kegiatan yang mengalami eskalasi selama pandemi adalah gaming dan kini telah menjadi salah satu potensi terbesar dari pasar industri kreatif pengembangan gim baik di dalam negeri maupun mancanegara.

DANA sebagai salah satu aplikasi penyedia layanan pembayaran digital termasuk untuk transaksi digital gim membagikan beberapa fakta menarik terkait tren gaming di sepanjang 2021 hingga membagikan caranya untuk mendukung industri gim lokal agar bisa menggaet perhatian pasar yang kini masih didominasi pengembang gim dari luar negeri.

“Dengan melihat potensi pasar gaming di Indonesia, ini saatnya kita membantu teman- teman di industri kreatif game Indonesia bisa mendapatkan pendapatan yang besar di pasar nasional terutama lewat potensi mobile gaming,”kata CEO dan Co-Founder DANA Vince Iswara dalam acara konferensi pers DANA, Kamis.

Baca juga: LightCON luncurkan situs teaser untuk game ‘Rise of Stars’

Terkait tren gaming saat ini ada dua generasi yang mendominasi transaksi digital dari sektor gaming di Indonesia.

Kedua generasi itu adalah generasi Z dengan rentang usia 18- 24 tahun dan generasi milenial yang memiliki rentang usia 25- 34 tahun.

Berdasarkan data yang dihimpun DANA hingga Oktober 2021, transaksi digital yang dilakukan generasi Z cenderung berbasis pada promosi dan tidak dalam jumlah yang besar.

Sementara pada generasi milenial transaksi digital untuk memenuhi kebutuhan gaming cenderung memiliki nilai yang lebih besar dan biasanya sudah menjadi pengguna loyal layanan dompet digital karena kemudahannya.

Selanjutnya untuk kategori games terbanyak yang paling banyak melakukan transaksi adalah kategori action seperti Mobile Legends, Free Fire, atau dari pengembang game lokal kita mengenal juga Lokapala.

Baca juga: MSI kenalkan laptop "gaming" Delta 15 dan Bravo 15

Game kategori action tercatat paling banyak diunduh okeh sebanyak 20,3 persen populasi gamers dengan pendapatan transaksi digital mencapai 43,6 persen dari pasar industri game.

Sementara dari segi pemasukan gim kategori role playing dan strategy menduduki peringkat kedua dan ketiga dengan pemasukan sebesar 20,6 persen serta 14,1 persen dari seluruh pasar industri game di Indonesia.

Tercatat secara regional, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara dengan gamers serta transaksi gaming terbanyak di Asia Tenggara.

Dari pemasukan transaksi regional untuk gaming Asia Tenggara, hampir sekitar 50 persen pemasukan tersebut berasal dari Indonesia.

Fakta menarik lainnya adalah transaksi paling banyak dilakukan ternyata di Mei 2021 di saat memasuki pelaksanaan Bulan Suci Ramadhan.

Tercatat dari pengguna DANA yang bertransaksi untuk kebutuhan gaming terdapat peningkatan hingga 344 persen dari awal tahun 2021.

Hal itu memang bukanlah hal baru karena sering kali para pengembang game baik itu dari internasional dan lokal berlomba- lomba memberikan event atau karakter khusus di bulan- bulan perayaan yang paling menyedot atensi masyarakat.

Baca juga: "Pamali", film horor kolaborasi dengan game

“Biasanya di momen- momen perayaan lokal, itu memang ada promo atau acara khusus mengikuti budaya lokal sehingga tidak heran terjadi peningkatan signifikan jumlah transaksi,” kata Head of Marketing DANA Lim Kusuma.

Potensi pengembangan game dalam negeri

Dari data yang dijelaskan di atas, terlihat meski potensi Indonesia besar namun ternyata belum besar dampak yang dirasakan oleh pengembang game lokal karena dominasi game yang dimainkan masih dipegang oleh negara Amerika Serikat dan negara- negara Eropa.

Untuk bisa mendorong potensi maksimal pengembang game lokal menjadikan game buatan anak bangsa semakin ternama, DANA menyiapkan beberapa langkah.

“DANA dalam kaitannya mendukung pengembang game lokal, kami menyediakan akses fitur pembelian voucer untuk game- game lokal. Jadi ada ruang untuk meningkatkan awareness bagi mencoba game dari para pelaku industri lokal,” kata CEO DANA Vince Iswara.

Baca juga: Pevita Pearce beraksi di medan tempur PUBG Mobile

Salah satu voucer games yang tersedia di DANA salah satunya adalah games Lokapala yang menjadi game lokal besutan pengembang game Anantarupa.

Lokapala merupakan satu- satunya gim lokal yang masuk dalam salah satu gim yang dimainkan dalam esport PON XX Papua.

Tentunya dalam ajang bergengsi nasional itu, semakin banyak masyarakat yang akhirnya mengenal gim besutan anak bangsa mampu bersaing menjadi permainan atraktif sekelas gim besutan luar negeri.

Pengembang game Lokapala yang diwakili oleh CEO Anantarupa Studio Ivan Chen juga memberikan masukannya agar potensi game lokal bisa mendapatkan pendapatan yang maksimal dari pasar industri game nasional.

Ivan menyebut diperlukan campur tangan pemerintah untuk menghadirkan ruang tampil bagi para gim lokal khususnya jika ada turnamen- turnamen esport.

Baca juga: PUBG MOBILE berikan "item" gratis meriahkan Harbolnas 11.11

Seringkali saat elemen Pemerintah atau Perusahaan milik Negara membuat turnamen esports, game dari pengembang lokal terkesan dilupakan dan tentunya game yang tengah populer dan merupakan besutan luar negeri lebih dipilih.

Seharusnya, lewat turnamen- turnamen yang diadakan pemerintah justru kearifan lokal dari game lokal bisa diangkat dan diperkenalkan kepada para peserta dan penonton turnamen esports itu.

“Jadi kalau bisa saat pemerintah atau BUMN mengadakan acara turnamen games gitu, itu harus ada game lokal yang dimainkan. Dengan begitu kita sebagai pelaku industri game lokal bisa punya ruang tampil, ada showcase gitu ya. Jadi baik dari sisi gamers sama penontonnya pun punya awareness dan itu bisa mendongkrak kita game lokal di pasar Indonesia,” kata Ivan.

Dengan cara memudahkan transaksi digital untuk gim- gim lokal serta memberi ruang tampil lewat kolaborasi bersama Pemerintah maka semakin banyak gamers Tanah Air yang tergaet dan akhirnya lebih memilih game buatan anak bangsa sehingga akhirnya game orisinil Indonesia bisa menguasai pasar nasional.

Baca juga: Menparekraf ajak "gamers" Gim gim lokal pimpin pasar Indonesia

Baca juga: Kemenko Marves akan libatkan berbagai pihak kembangkan game lokal

 

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021