Jakarta (ANTARA News) - "Konsumsilah teh secara teratur, maka Anda akan memperoleh banyak manfaat darinya."

Sebaris kalimat itu ditulis oleh Ratna Somantri di dalam buku berjudul "Kisah dan Khasiat Teh" buku kecil tetapi berbicara banyak tentang teh.

Buku-buku yang berbicara tentang kesehatan, biasanya menarik minat banyak orang karena pada dasarnya orang ingin menjadi sehat dan ini dibuktikan melalui penjualan laris manis dari buku baru terbitan Gramedia yang beredar pada April 2011 itu.

Pasalnya, kehadiran buku tentang teh yang disusun dan ditulis dengan cermat oleh Ratna Somantri serta disunting oleh Tanti K ini sudah lama dinantikan oleh para penikmat dan peminat teh di Indonesia.

Beberapa anggota milis Komunitas Pecinta Teh ramai bertukar informasi bahwa persediaan buku tentang teh itu sudah habis pada sejumlah gerai (outlet) hanya beberapa hari setelah terpajang di rak buku, padahal penulisnya baru akan melakukan peluncuran buku tersebut pada 12 Mei 2011.

Rahasianya terletak pada kedekatan buku tersebut pada komunitasnya, atau penikmat teh di Indonesia terlebih lagi mereka yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya yang haus akan pengetahuan tentang manfaat dan khasiat minuman teh, jenis-jenis teh, budaya minum teh di Indonesia dan tips untuk menemukan tempat belanja teh serta pernak-perniknya.

Buku setebal 117 halaman itu disusun dalam enam bagian yaitu bab pertama berjudul Bukan Hanya Teh Hijau yang menceritakan tentang macam-macam teh, misalnya ada teh putih, teh kuning, teh hitam, teh pe-erh,  teh wangi  dan  juga teh tisane atau teh dari buah, daun, bunga yang bukan dari tanaman teh (camellia).

Mengolah teh adalah pekerjaan yang penuh ketelitian. Rasa, warna, bentuk serta aroma teh sangat tergantung pada tempat tumbuh pohon teh, proses panen, petik dan pengolahannya, ada yang dapat dikeringkan dengan penjemuran pada sinar matahari, dioksidasi, fermentasi, digoreng, dan digulung, digiling atau dihaluskan.

Pada bab dua seperti judulnya Manfaat Teh Untuk Kesehatan, penulis mengulas zat-zat yang terkandung di dalam daun teh yang banyak memberi manfaat bagi kesehatan misalnya untuk meluruhkan lemak yang membuat air teh dapat menjadi penurun berat badan, juga kandungan anti-oksidan yang tinggi untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh hingga manfaatnya yang menyegarkan.

Dari China

Budaya minum teh konon berawal di China. Seperti apa budaya minum teh di Indonesia? Apakah terpengaruh oleh budaya China, Jepang, Inggris dan bagaimana kebiasaan di negara peminum teh lainnya? Cerita ini dirangkum dalam bab tiga yang antara lain menampilkan budaya "Nyaneut" pada masyarakat Sunda.

Minum teh merupakan kebiasaan bagi banyak keluarga di Indonesia dan bagaimana produsen meracik teh-teh itu serta bagaimana cara menyajikan teh dalam berbagai budaya, menjadi bahan bacaan yang tidak kalah menariknya pada bab empat.

Bangsa Rusia, misalnya, menyeduh teh dengan pemanis berupa selai buah,  orang Maroko mencampurkan daun mint yang beraroma segar, sedangkan di Indonesia  lazim dikenal teh beraroma melati yaitu mencampurkan  melati pada teh. Dalam bab ini diperkenalkan budaya "ngeteh" di India, Timur tengah, Amerika, Eropa dan tentu saja Asia.

Ratna Somantri yang pernah mengaku bahwa "teh" baginya adalah sekedar hobi --bukan pekerjaan profesional yang digelutinya, sudah lama dikenal sebagai pembicara handal pada seminar dan pertemuan tentang teh, bahkan ia  adalah salah seorang pendiri komunitas pecinta teh di Indonesia.

Latar belakangnya sebagai ahli pastry membuat Ratna sering bereksprimen mengolah teh dalam aneka makanan. Ia pun berbagi sejumlah resep minuman dan masakan dengan bahan utama teh yang ditulisnya untuk bab lima dalam buku ini.

Sajian foto-foto oleh Ariyo Pidekso atas racikan minuman dan kue-kue  berbahan teh hasil kreasi Ratna tampil mempercantik buku Kisah dan Khasiat Teh ini sekaligus mampu menjadi bukti  bahwa teh dapat disajikan untuk kenikmatan sekaligus kesehatan, apalagi peralatan minum yang elok, bisa memberi inspirasi para kolektor dan pebisnis.  

Buku bersampul berwarna pastel bergambar lima macam seduhan teh dalam gelas tinggi ini memang agak sulit "dilirik" ketika terpajang pada rak buku di toko-toko yang menjualnya, tetapi sekali pegang dan membalik halamannya, peminat dan pecinta teh bisa jatuh cinta, karena informasi yang lengkap dan padat di dalam buku itu tampil  dengan tata letak dan ilustrasi yang tepat. Berbeda dengan beberapa buku lain yang memisahkan antara buku resep dan buku referensi.

Buku ini ditutup dengan bab keenam yang lebih mirip direktori, berisi informasi tempat penjualan teh berikut peralatan minum yang  unik, cantik, spesifik dan layak untuk dimiliki.

Mau minum teh yang enak dan sehat?  Temukan rahasianya pada buku ini.

Ingin sehat? Ingin menemukan rasa teh yang nikmat? Pembaca tinggal memilih dan membaca cara meracik masala chai, atau mempelajari mengapa kita perlu mengonsumsi tiga cangkir teh hijau sehari untuk menjadi sehat.
(T.M007)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011