Berdasarkan Surat Keputusan KONI Pusat Nomor 22 Tahun 2016 tentang aturan mutasi atlet dalam rangka PON, tertulis bahwa pengajuan mutasi oleh atlet harus diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum PON digelar.
Namun Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman menyebut aturan tersebut perlu disempurnakan kembali karena kini menjadi kekhawatiran para pimpinan cabang olahraga dan KONI Provinsi mengingat masih ada atlet yang mengajukan perpindahan mendekati pelaksanaan PON.
“Banyak sekali keresahan-keresahan yang terkait dengan mutasi atlet yang tidak bisa kita abaikan, bahwa itu perlu segera kita perbaiki,” kata Marciano usai Rakernas di Jakarta, Kamis.
“Penyempurnaan aturan mutasi atlet menjadi penting dan jadi atensi provinsi bahwa atlet yang dikirim ke PON itu seharusnya murni hasil pembinaan masing-masing daerah,” kata dia.
Dia berharap aturan mutasi atlet yang sudah disempurnakan membuat tidak akan ada lagi provinsi-provinsi yang mencari jalan pintas demi meraih prestasi instan, melainkan buah hasil pembinaan atlet yang berkelanjutan.
“Harapannya ke depan kita bisa melihat betul provinsi yang melakukan pembinaan atlet dengan baik, hasilnya dari mana, bukan provinsi yang secara instan mengambil atlet kanan-kiri untuk mendukung prestasi dari provinsinya, tetapi harus hasil pembinaan yang bisa membuat mereka bangga dengan hasil prestasinya,” tutur Marciano.
Baca juga: KONI Pusat usulkan PON Remaja digelar kembali
Rakernas bertema “Evaluasi Penyelenggaraan PON XX/Papua Menuju Sukses PON XXI/2024 Aceh-Sumut” itu juga menghasilkan beberapa rekomendasi guna meningkatkan kualitas pembinaan olahraga prestasi di Indonesia.
Beberapa rekomendasi tersebut, di antaranya keinginan menggelar kompetisi atau kejuaraan minimal dua kali dalam setahun, penyusunan database prestasi atlet dengan dukungan dari induk cabang olahraga dan KONI Provinsi, serta peran KONI dalam mengimplementasikan pembinaan olahraga Prestasi dan disinergikan dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Rakernas KONI Pusat 2021 juga menghasilkan beberapa usulan termasuk keinginan untuk menggelar kembali Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja guna menyiapkan amunisi Merah Putih yang akan diturunkan dalam Olimpiade Remaja dan Asian Games Remaja.
Dengan adanya Asian dan World Beach Games, peserta Rakernas pun sepakat menggelar kejuaraan olahraga air nasional dengan nama Indonesia Beach Games.
Selain itu, ada juga usulan menggelar Indonesia Mix Martial Arts Games untuk mempersiapkan atlet Merah Putih yang akan turun dalam Asian Indoor and Martial Arts Games.
Marciano mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk membahas kemungkinan mengadakan kejuaraan-kejuaraan tersebut.
Baca juga: Resmi jadi anggota KONI, PP PBFI siap berprestasi di SEA Games 2021
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021