Kalau bulan Desember saja kondisinya seperti ini, diprediksikan angkanya bisa mencapai 2.500.
Bandung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat angka bencana setiap tahunnya mengalami peningkatan dan didominasi karena kerusakan lingkungan.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengatakan penyebab bencana alam sebagian besar terjadi karena faktor kerusakan lingkungan. Utamanya, kata dia, perubahan fungsi hutan lindung menjadi hutan budidaya.

“Kalau dilihat dari topografinya, potensi bencana di wilayah tengah ke utara lebih banyak banjir, sedangkan di wilayah tengah ke selatan lebih banyak tanah longsor,” kata Dani di Bandung, Jawa Barat, Jumat.

Berdasarkan data statistik BPBD Jawa Barat, dalam enam tahun terakhir setidaknya telah terjadi 8.422 kejadian bencana di Jawa Barat. Angkanya terus meningkat setiap tahun, mulai dari 532 kejadian pada 2015 hingga menjadi 1.861 pada 2020.

Baca juga: UNFPA beri bantuan tenda kespro untuk siaga bencana di Garut-Jabar

Baca juga: Bantuan bagi korban banjir bandang di Garut Jabar terus berdatangan


Bahkan, data kejadian bencana pada bulan Januari 2021 hingga November 2021 saja sudah mencapai 2.141 kejadian bencana.

“Kalau bulan Desember saja kondisinya seperti ini, diprediksikan angkanya bisa mencapai 2.500,” kata dia.

Selain faktor kerusakan alam, menurutnya kondisi lahan kritis yang terus meluas menjadi faktor terjadinya erosi, hingga penyerobotan lahan hijau di sepanjang aliran sungai menjadi bangunan permukiman.

Adapun potensi bencana di Jawa Barat tidak lepas dari kondisi topografinya, di antaranya memiliki gunung berapi dan curah hujan yang tinggi.

Pemerintah melalui Undang-Undang Kebencanaan telah mengklasifikasi 10 jenis risiko bencana di tingkat nasional. Dani menyebut 10 risiko bencana tersebut seluruhnya ada di Jawa Barat.

Risiko bencana tersebut meliputi, gunung berapi, gempa bumi akibat sesar, banjir, pergerakan tanah, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, angin puting beliung, kegagalan teknologi, serta kejadian luar biasa seperti pandemi COVID-19.*

Baca juga: Jabar tetapkan status tanggap darurat bencana banjir di Garut

Baca juga: BPBD sebut 19 desa di Jabar masuk risiko tinggi bencana

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021