Jakarta (ANTARA) - KBRI Yangon menyalurkan bantuan bagi warga Myanmar, yang selain menghadapi pandemi COVID-19 juga mengalami gejolak politik dan keamanan sejak kudeta militer pada Februari lalu.

Bantuan tersebut disampaikan secara resmi oleh Duta Besar RI untuk Myanmar Iza Fadri kepada U Thein Hlaing dari Tipika Nikaya Monastery, Pendeta Sayar Sein Kyi selaku pemimpin Hosanna Care Children Hostel, dan Moosa A Madha yang merupakan Presiden Yangon Muslim Free Hospital dalam kegiatan “THAT’S WHAT FRIENDS ARE FOR: Indonesia’s Contribution to Myanmar”, di Wyndham Grand Hotel, Yangon, Kamis (9/12).

“Setidaknya dalam tiga bulan terakhir, KBRI Yangon memberikan dukungan sembako, masker, obat-obatan, dan fasilitas pendingin udara kepada sahabat-sahabat Myanmar yang membutuhkan. Nilai dukungan tersebut mencapai 4.700 dolar AS (sekitar Rp67,5 juta),” kata Dubes Iza dalam keterangan tertulis KBRI Yangon.

Pemberian bantuan oleh KBRI Yangon diapresiasi oleh para penerima donasi, salah satunya Pendeta Sayar Sein Kyi yang mengasuh anak-anak di Hosanna Care Children Hostel.


Baca juga: Kemlu sebut belum mendesak evakuasi WNI dari Myanmar

“Anak-anak asuhan Hosanna Care Children Hostel kesulitan untuk tidur di musim panas karena cucuran keringat yang berlebihan. Fasilitas pendingin udara dari KBRI Yangon akan sangat membantu mereka untuk beristirahat dengan cukup, sehingga keesokan hari mereka bisa fokus untuk beraktivitas,” tutur dia.

Selain dalam bentuk donasi, dukungan KBRI Yangon kepada masyarakat Myanmar dilakukan melalui kerja sama dengan universitas-universitas di Indonesia untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa Myanmar.

Setelah lama tertunda, para penerima beasiswa akhirnya dapat terbang ke Indonesia.

Baca juga: Kemlu, KBRI Yangon terus pantau keamanan WNI di Myanmar

Di antara dua puluh mahasiswa Myanmar penerima beasiswa Indonesia, sepuluh di antaranya belajar secara daring dari Myanmar karena pembatasan perjalanan internasional yang masih diterapkan untuk menekan penyebaran pandemi COVID-19.

Mereka yang masih belajar secara daring adalah mahasiswa Universitas Jambi, Universitas Andalas, dan Universitas Negeri Padang.

Kini, mereka sudah dapat mulai belajar langsung di Indonesia karena sejak 13 Oktober 2021, peraturan yang memungkinkan mahasiswa asing memperoleh visa tinggal terbatas Indonesia diberlakukan.

Sejak pemberlakuan peraturan tersebut, seorang mahasiswa Myanmar penerima beasiswa Universitas Jambi terbang ke Indonesia pada 7 Desember 2021. Mahasiswa lainnya saat ini sedang mempersiapkan keberangkatan ke Indonesia.


Baca juga: Nikaragua putuskan hubungan dengan Taiwan, beralih ke Beijing

Baca juga: Kasus pailit dampak COVID-19 di Malaysia capai 11.207


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021