London (ANTARA News) - Sebanyak 27 WNI berhasil dievakuasi dari Libya pascapenutupan KBRI Tripoli, setelah Sabtu lalu KBRI Tunis kembali berhasil mengevakuasi empat orang Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia dari Libya.

Sekretaris Kesatu KBRI Tunis, Boy Dharmawan, kepada Antara London, Senin mengatakan militer Tunisia memberlakukan siaga penuh di sekitar perbatasan guna mengantisipasi meluasnya konflik bersenjata.

Dikatakannya beberapa kali pertempuran, termasuk serangan roket yang berasal dari pasukan Loyalis Kaddafi masuk ke wilayah Tunisia.

Pemerintah Tunisia menyatakan insiden masuknya banyak peluru tentara Kaddhafi ke wilayah Tunisia sebagai suatu keteledoran yang sangat serius dan pemerintah Tunisia akan melakukan tindakan untuk menjaga kedaulatan negaranya.

Dampak dari kekisruhan itu membuat Tunisia memperketat penjagaan militer di perbatasan Tunisia-Libya, baik di pos perbatasa Ras Jedir maupun di Dehiba, ujarnya.

Demikian pula, pemerintah Tunisia memberlakukan kebijakan baru yang mengharuskan bagi setiap pengungsi untuk memiliki kelengkapan dokumen keimigrasian dan visa saat hendak memasuki Tunisia.

Menurut Boy Dharmawan, hal ini mempersulit evakuasi WNI dari Libya karena tidak sedikit dari TKW yang dievakuasi tidak memiliki kelengkapan dokumen keimigrasian.

Selain itu, dalam rangka tugas perlindungan WNI dan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, KBRI Tunis menyerukan agar dua wartawan TVOne, Metalia dan Robin, mengurungkan niatnya memasuki Libya melalui pos perbatasan di Dehiba-Wazin dan segera meninggalkan kawasan, karena pertempuran dapat terjadi setiap saat.

Pasukan pro-Kaddhafi diperkirakan akan mati-matian merebut kawasan tersebut karena merupakan pintu utama yang menghubungkan kekuatan-kekuatan anti-Kaddhafi dengan dunia luar, dan merupakan jalur utama pasokan logistik mereka.

Sejak berita terbunuhnya putra bungsu Kaddhafi, Saif el-Arab, dan tiga orang cucu Kaddhafi, akibat serangan NATO, kondisi keamanan di Tripoli dan kawasan barat Libya semakin memburuk.

Pertempuran antara loyalis Kaddhafi dengan kekuatan-kekuatan anti-Kaddhafi di kawasan pegunungan barat seperti Zintan dan Nalut terus meningkat.

Kawasan itu, terutama wilayah sekitar kota Nalut di dekat kawasan pos perbatasan Wazin-Dehiba, merupakan daerah yang sangat strategis, sehingga menjadi tempat pertempuran kedua pihak yang berseteru, dan dikuasai secara silih berganti oleh pasukan Kaddhafi dan pemberontak.

Beberapa TKW lari dari majikannya dan tidak memiliki paspor karena dipegang majikan sehingga tidak memungkinkan keluardari Libya, dan ada juga yang majikannya lari dari Libya, dengan membawa serta paspor TKW yang ditinggalkan di Libya.

Hingga saat ini KBRI Tunis berhasil membantu masuknya WNI dan pengurusan izin mereka untuk terus masuk ke Ibukota.

Hal ini tidak terlepas dari adanya hubungan yang baik antara KBRI Tunis dengan berbagai pihak Tunisia yang berwenang.

Keberhasilan ini juga dimungkinkan berkat kerjasama dengan badan-badan internasional terkait seperti International Organization for Migration (IOM), NGO (ADRA), UNHCR, dan juga Kedubes Thailand di Tripoli.

Keberhasilan evakuasi WNI selama ini berkat kerjasama dan koordinasi antara KBRI Tunis dengan Muhammad Abdul Hafiz, merupakan orang dekat Kaddhafi. Pria 60an tahun ini berperan menampung TKW yang lari dari majikan semenjak KBRI Tripoli ditutup.

Muhammad Abdul Hafiz, pemilik gedung KBRI Tripoli, yang membawa para TKW karena tidak ada sopir yang berani membawa TKW ke perbatasan Tunisia-Libya.

Dengan tibanya empat TKW tersebut, maka sejak KBRI Tripoli ditutup tanggal 27 Maret lalu KBRI Tunis berhasil mengevakuasi 27 WNI dari Libya lewat jalan darat, 24 di antara mereka adalah TKI, dan tiga lainnya adalah wartawan Metro TV.

Keempat TKW adalah Siti Fatima Binti Radi Rahmat (30) dari Malang, Susi Rusmiati Ubad (26) dan Latipah BT Endah Bahria (42) dari Cianjur serta Masiyah BT Rada Tolib (33) dari Brebes.

Sementara itu Sekretaris Kedua KBRI Tunis, Sugiri Suparwan mendampingi lima TKW yang dievakuasi dari Libya Selasa lalu.

Kelima TKW, Siti Ropiah Tukimun Bakrul (38) dari Banyuwangi, Sardonah Binti Idris Rakwad (30) dari Subang, Hartini BT Boimin Ngasmo (41) dari Kendal, Kasniti BT Sudirman Kalsum (25) dari Indramayu dan Siti Saroh Sartiman (26) dari Tangerang.

Sampai saat ini jumlah WNI yang telah dievakuasi dari Libya melalui Tunisia untuk dipulangkan ke Indonesia mencapai 587 orang, 583 di antaranya telah difasilitasi kepulangannya. (ZG/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011