Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo mengingatkan Pemkot Salatiga untuk memperkuat pelacakan terhadap kontak erat kasus dan vaksinasi COVID-19 kepada anak untuk mencegah penyebaran virus corona pada Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di kota itu.

"KSP mengapresiasi inisiatif Wali Kota Salatiga memperkuat tracing menjadi 1 banding 29. Ini bisa dicontoh daerah lain agar peningkatan kasus segera terkendali, sekaligus mengingatkan kita semua bahwa testing dan tracing tidak boleh kendor,” kata Abraham Wirotomo melalui siaran pers KSP yang diterima di Jakarta, Jumat.

KSP juga mendorong Pemkot Salatiga untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 kepada anak. "Percepatan vaksinasi harus terus dipastikan, apalagi sekarang sudah ada vaksin COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun. Kebijakan ini diharapkan dapat menurunkan kemungkinan klaster PTM ke depan," kata Abraham.

Baca juga: KSP: Koordinasi kunci cegah gelombang ketiga COVID-19

KSP sedang melaksanakan pengawasan terhadap delapan kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 dalam dua pekan terakhir.

KSP melakukan verifikasi lapangan ke Kota Salatiga yang sempat mengalami peningkatan kasus COVID-19. Pengawasan ini merupakan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat kabinet evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Senin (6/12).

Pemkot Salatiga sebelumnya menghentikan PTM terbatas di salah satu sekolah dasar (SD) setelah belasan guru dan pelajar dinyatakan terpapar COVID-19.

"Kenaikan diakibatkan adanya klaster PTM di salah satu SD. Pemkot Salatiga telah menutup sekolah tersebut selama dua minggu dan menerapkan Active Case Finding serta Tracing,” kata Yuliyanto, Wali Kota Salatiga seperi dikutip dari siaran pers KSP.

Hasil penelusuran Satgas Penanganan COVID-19 Salatiga menunjukkan klaster PTM ini berawal dari salah satu guru yang pada 24 November 2021 baru pulang dari Manado, Sulawesi Utara.

Baca juga: Kiprah KSP serap aspirasi bangun negeri

Baca juga: KSP: Komitmen pemerintah lindungi hak perempuan sangat jelas


Hasil tes PCR guru tersebut saat di perjalanan pulang negatif, guru tersebut juga melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari. Karena itu, pada 29 November 2021, guru tersebut kembali ke sekolah dan berinteraksi dengan tenaga pendidik dan para siswa.

Namun, karena menurunnya kesehatan guru tersebut, tes PCR dilakukan kembali pada 30 November 2021 dengan hasil positif COVID-19. Setelah dilakukan pelacakan kontak erat selama tiga hari, terdapat 11 tenaga pendidik dan 1 siswa dinyatakan positif COVID-19.

Salatiga menjadi salah satu kota dengan tingkat pelacakan tertinggi di Indonesia, yakni 29 kontak erat per kasus.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Kamis (19/12) telah menerbitkan Instruksi Mendagri Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 pada saat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Dalam Instruksi Mendagri tersebut, pemerintah daerah diimbau untuk segera melaksanakan vaksinasi COVID-19 kepada anak usia 6-11 tahun.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021