Cannes, Prancis (ANTARA News) - Satu film dokumenter yang menampilkan gambar Putri Diana, saat sekarat setelah kecelakaan mobil di Paris pada 1997, hasil karya seorang paparazzi, telah memicu kontroversi, tiga hari sebelum film itu diputar di hadapan media dan calon pembeli di Cannes, Prancis.

"Unlawful Killing", yang disutradarai oleh aktor Inggris Keith Allen dan didukung oleh Mohamed Al-Fayed --yang putranya Imad "Dodi" Al-Fayed tewas bersama Putri Diana-- dijadwalkan diputar di festival film Cannes pada Jumat (13/5).

Juru bicara bagi para pendukung film tersebut berusaha meremehkan pentingnya film kontroversial tersebut, setelah seorang teman Putri Diana menyampaikan kemarahan terhadap film itu.

"Film tersebut sudah disiarkan secara utuh sebelumnya, di banyak belahan dunia," kata juru bicara itu di dalam surat elektronik kepada Reuters, yang dipantau ANTARA di Jakarta.

"Kami menerima gambar tersebut dari satu majalah Italia, yang sudah menyiarkannya secara lengkap. Itu juga tersedia di jejaring sosial. Cuma di Inggris pers memilih untuk menghitamkan wajah Putri Diana.

"Film kami tak dipertunjukkan di Inggris dan trailer tersebut cuma dapat dilihat di Inggris melalui jejaring film resmi. Oleh karena itu, kami tak menyiarkan apa pun yang sudah disaksikan oleh belahan lain dunia," katanya.

Namun teman-teman Putri Diana, yang kematiannya menandai titik rendah kepopuleran kerajaan Inggris di hadapan masyarakat, bereaksi dengan marah.

"Jika ini benar, maka ini benar-benar menjijikkan," kata Rosa Monckton, yang berlibur bersama Putri Diana beberapa pekan sebelum ia meninggal.

"Kenyataan bahwa banyak orang berusaha memperoleh uang --yang mereka kerjakan sekarang-- dari kematiannya benar-benar ... membuat saya tak bisa berkata apa-apa," kata Rosa kepada surat kabar Inggris, Daily Mail, Selasa (10/5).

Film tersebut bertujuan membuktikan bahwa penyelidikan pada 2007-2008 atas kematian Putri Diana ditutup-tutupi oleh "lembaga" dan "kekuatan gelap", demikian isi pernyataan dari para pembuat film itu.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011