ini untuk menjamin kebutuhan makanan, nutrisi serta gizi anak dan balita agar terpenuhi selama berada di pengungsian
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuka layanan dapur umum khusus untuk anak dan balita pengungsi terdampak awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.

"Dapur umum ini untuk menjamin kebutuhan makanan, nutrisi serta gizi anak dan balita agar terpenuhi selama berada di pengungsian," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Minggu.

Menurut dia, makanan bagi balita dan anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa, terutama untuk asupan nutrisi dan gizi.

Baca juga: Menteri BUMN sebut anak korban terdampak bencana Semeru dapat beasiswa

Khofifah menjelaskan anak atau balita tersebut tidak sekadar kenyang, namun angka kecukupan gizinya juga harus tercapai untuk membantu tumbuh kembang dengan baik, memenuhi kebutuhan energi, serta menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Dapur umum khusus tersebut didirikan di lokasi pengungsian SMP Negeri 1 Candipuro, Lumajang, yang di sana terdapat sekitar 64 anak dan balita pengungsi.

"Saya berharap dengan layanan ini, kesehatan dan daya tahan tubuh para pengungsi berkategori rentan bayi dan balita dapat terjaga di tengah-tengah kondisi dan situasi yang serba terbatas," ucapnya.

Baca juga: Anggota DPR: Nasdem beri "trauma healing" anak korban erupsi Semeru

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Budi Santosa menurunkan Tim Srikandi BPBD yang bertanggung jawab terhadap penyiapan bahan makanan bergizi, lalu mendistribusikannya kepada anak-anak di pengungsian.

"Rencananya, dapur umum balita ini akan memberikan pelayanan di pos pengungsi secara bergilir dari satu tempat ke tempat yang lain," kata dia.

Baca juga: Mensos Risma hibur anak-anak pengungsi bencana Gunung Semeru

Sebelumnya, Gunung Semeru yang merupakan gunung api tertinggi di Pulau Jawa, mengalami peningkatan aktivitas pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut hingga Sabtu (11/12) pukul 18.00 WIB mencapai 46 jiwa.

Baca juga: IKA Unissula ajak anggota dan mahasiswa bantu korban bencana Semeru

Total warga yang mengungsi pada hari sama tercatat berjumlah 9.118 jiwa yang terdiri dari penyintas laki-laki sebanyak 4.435 jiwa dan penyintas perempuan 4.683 jiwa.

Para penyintas tersebar di 115 titik pos pengungsian yang terpusat di 18 titik di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pasirian memiliki enam titik pos dengan 2.081 jiwa pengungsi, Candipuro delapan titik dengan 3.538 pengungsi dan Pronojiwo empat titik dengan 1.056 pengungsi.

Baca juga: Pemkot Probolinggo salurkan bantuan untuk korban bencana Semeru

Baca juga: Gubernur Jatim kembali pantau aktivitas Semeru melalui udara


 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021