Dumai (ANTARA News) - Seorang pemerhati lingkungan dari Universitas Riau, Tengku Ariful Amri, mengingatkan bahwa cuaca panas bersuhu diatas 35 derajat celcius yang terjadi di Riau dan sejumlah daerah bisa menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh manusia.

"Dehidrasi pada kondisi ekstrem saat ini sangat berpotensi menghinggapi tubuh manusia yang tidak mengimbangi diri dengan mengkonsumsi air secara berlebih," kata Amri kepada ANTARA di Dumai, Kamis.

Menurut Amri, kurangnya cairan di dalam tubuh karena jumlah yang keluar lebih besar dari jumlah yang masuk dapat menyebabkan seluruh organ tubuh tidak bekerja optimal.

"Termasuk sistem syaraf dan jantung. Jika dua organ penting ini tidak mampu bekerja optimal, maka sistem dan organ lainnya akan turut melemah, termasuk sistem kekebalan tubuh. Hal ini yang memungkinkan sebagian besar penderita dehidrasi terjangkiti berbagai penyakit kronis," katanya.

Selain itu, terang dia, dehidrasi juga menyebabkan kemampuan kognitif menurun karena sulit berkonsentrasi, risiko infeksi saluran kemih dan terbentuknya batu ginjal serta menurunkan stamina dan produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, kejang hingga pingsan.

"Berbagai hal yang disebabkan dehidrasi ini jika terus dibiarkan maka sangat memungkinkan mendatangkan kematian bagi manusia. Untuk itu, komsumsi air berlebih jika suhu udara berada diatas normal seperti saat ini," jelasnya.

Umumnya menurtu Amri, saat cuaca ekstrem kebanyakan manusia terutama kalangan remaja hingga anak-anak mengalami dehidrasi yang berjenjang, dimulai dari dehidrasi ringan kemudian menengah dan berat.

"Dehidrasi ringan hingga sedang masih dapat diatasi dengan cara minum air putih secara berlebih sebagai mengganti cairan tubuh yang keluar," demikian Amri.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011