agar negara berkembang tidak hanya menjadi pasar
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan kementerian kesehatan negara-negara yang tergabung dalam G20 akan membahas tentang penataan ulang arsitektur kesehatan global pada 17 Desember 2021 mendatang.

"Dimana ada tiga isu prioritas yang akan diusung Indonesia, khususnya dalam health working group, yaitu pertama leading global health system resilience, harmonizing global health protocol standard, dan ketiga expanding global manufacturing hub for low-middle income country," kata Imran dalam talkshow "Menjaga Wajah Bangsa di Gelaran G20" yang dipantau di Jakarta, Senin.

Di samping itu, Indonesia juga mengusulkan agar setiap negara berbagi pengetahuan terkait pencegahan, persiapan, dan respon menghadapi pandemi seperti COVID-19.

Sebelumnya pada 8 Desember 2021 telah digelar pertemuan pendahuluan dimana duta besar negara-negara G20 dan organisasi internasional seperti WHO, Unicef, dan Bank Dunia mempersiapkan pertemuan para menteri kesehatan tersebut.

Sebagai negara berkembang pertama yang menjadi Presidensi G20, Indonesia perlu mewakili suara negara-negara berkembang lain.

"Termasuk bagaimana kita bisa mengupayakan agar negara berkembang tidak hanya menjadi pasar tapi ikut berperan dalam manufaktur, ikut membangun dan memproduksi alat kesehatan," ucapnya.

Baca juga: Presiden Jokowi dorong penguatan sistem ketahanan kesehatan dunia
Baca juga: Inggris catat lonjakan harian tertinggi 633 kasus varian Omicron
Baca juga: Varian Omicron sebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Afrika Selatan

Imran optimis G20 akan berlangsung lancar di Indonesia karena pemerintah terus mengamankan pintu-pintu masuk internasional. Dengan ini varian virus penyebab COVID-19 yang baru seperti Omicron diharapkan tidak sampai masuk ke dalam negeri.

"Kami sudah menyiagakan pintu-pintu masuk internasional, yang terdiri dari tiga bandara besar di Bali, Jakarta, dan Manado. Kemudian kalau pelabuhan, kita sekarang hanya membuka Pelabuhan Batam," katanya.

Penjaga di pintu masuk internasional tersebut terus memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sistem informasi yang ada untuk mendeteksi varian virus penyebab COVID-19 terbaru.

"Kalau ada yang masuk lintas batas negara kita deteksi dengan peralatan laboratorium yang tidak main-main. Kalau positif sampelnya akan kita kirim ke bagian litbang di Jakarta untuk mendeteksi varian baru," katanya.

Sejauh ini, dengan sampel yang telah diuji coba d laboratorium, pemerintah belum menemukan varian Omicron dari empat pintu masuk internasional yang telah dibuka.

Baca juga: Jubir: Tetap waspada meski Omicron belum ditemukan di Indonesia
 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021