Jakarta (ANTARA) - Petarung Indonesia Paul Lumihi harus bersiap dengan baik mengingat sang calon lawan, Jhanlo Sangiao dari Filipina, mulai menebar ancaman jelang laga ONE Championship di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Jumat (17/12).

Sangiao, dalam keterangan resmi ONE Championship, Senin, merupakan petarung berusia 19 tahun dan anak dari pelatih legenda Team Lakay Mark Sangiao. Sedangkan Paul Lumihi merupakan petarung veteran yang ingin membalikkan keadaan terhadap karir MMA-nya.

Pertarungan di kelas bantamweight jelas sangat ditunggu-tunggu karena akan menentukan langkah berikutnya bagi atlet tarung bebas tersebut.

“Saya pikir dia (Lumihi) adalah petarung tertua yang pernah saya hadapi. Saya pernah melawan petarung yang lebih tua saat masih di amatir, tetapi tidak pernah setua ini, waktu itu paling tidak umurnya 28 tahun-an. Saya merasa umur muda merupakan keunggulan yang saya miliki. Saya merasa lebih kuat, lebih muda, dan saya yakin bisa kalahkan dia.” kata Sangiao yang lebih muda 14 tahun dari Paul Lumihi.

Paul Lumihi (33) adalah mantan juara OPMM kelas featherweight dengan banyak pengalaman, baik di level profesional maupun amatir. Dia berpengalaman dalam ilmu bela diri kung fu, taekwondo, wushu, muay thai dan lainnya.

Baca juga: Paul Lumihi optimistis menang meski tak diunggulkan di ONE 
Baca juga: Paul Lumihi berguru ke Bali demi tampil lagi di ONE Championship 


Tidak berlebihan apabila Paul Lumihi menjadi lawan yang paling berat bagi karier Sangiao yang sedang menanjak. Melihat gaya masing-masing petarung, Sangiao pun meyakini akan memiliki beberapa keunggulan yang akan berbeda pada laga kali ini.

“Berdasarkan apa yang saya lihat, dia lebih kepada petarung dengan gaya striking dan akan kesulitan apabila bertarung di bawah, baik itu dikunci saat di bawah atau mendapatkan kesulitan pada saat di bawah. Tetapi apapun itu, bagaimana nanti pertarungan akan terjadi, saya akan mengalahkannya. Tapi tentunya, saya juga tidak mau terlalu percaya diri,” kata petarung yang berjuluk "The Machine” itu.

“Tentu saya petarung dengan gaya striking yang lebih baik. Tampaknya saya memiliki banyak kelebihan dari segi apapun. Saya lebih muda, lebih bertenaga dan saya juga latihan dengan beberapa petarung striking terbaik dunia. Seperti juara dunia Joshua Pacio, latihan dengan Danny Kingdad dan tentunya latihan bersama dengan petarung paling mematikan di ONE, yaitu Kevin Belingon.” pungkas Sangiao.

Menjadi salah satu anggota Team Lakay membuat Sangiao memiliki akses terhadap beberapa petarung bertalenta dan berpengalaman di ONE Championship, di antaranya mantan juara dunia kelas lightweight Eduard “Landslide” Folayang, mantan juara dunia kelas bantamweight Kevin “The Silencer” Belingon dan sang juara dunia bertahan kelas strawweight Joshua “The Passion” Pacio. 

Baca juga: Paul Lumihi kalah saat Alyona sukses tundukkan Stamp Fairtex 
Baca juga: Paul Lumihi incar kemenangan hadapi Tial Thang 
Baca juga: Paul Lumihi bertekad putus rentetan kekalahan di ONE Championship 

 

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021