Beijing (ANTARA News) - Kekeringan terparah dalam sejarah sungai Yangtze China memaksa pihak berwenang menghentikan pengapalan di jalur pelayaran sungai terpanjang negara itu, kata pemerintah dan media Kamis.

Tingkat permukaan air tertinggi di sepanjang sungai dekat kota Wuhan itu sedikit di atas tiga meter pada Kamis, demikian sebut website biro Lalu Lintas Sungai Chang Jiang.

Sehari sebelumnya, jalur sepanjang 228 kilometer dari Wuhan kearah hilir ditutup bagi kapal-kapal yang akan berlayar menuju lautan untuk mencegah kandas akibat pendangkalan.

Jauh kearah hilir sungai itu, Bendungan Three Gorges yang masif, proyek PLTA terbesar di dunia, mengalirkan lebih banyak air guna meringankan kondisi kekeringan di bagian hulu sungai, lapor pers negara itu.

Tidak jelas apakah langkah-langkah tersebut efektif karena permukaan air sungai telah turun hingga tingkat terendah dalam lima dekade akibat kekeringan di bagian tengah China, tulis surat kabar Harian China.

Paling sedikit dua kapal telah terdampar belakangan sehingga mengharuskan pengiriman lusinan tim penyelamat untuk mencegah kecelakaan di jalur tengah aliran sungai, dimana lebar sungai mengkerut rata-rata menjadi 150 meter, katanya.

Menurut Wang Jingquan dari Komite Sumberdaya Air Sungai Yangtze, pembuatan Dam Three Gorges yang kontroversial di sungai itu telah memperparah kekeringan karena membelokkan aliran air ke kawasan rendah, kata surat kabar tersebut.

Sungai Yangtze sepanjang 6,300 kilometer merupakan jalur lalu lintas air terpanjang China yang esensial bagi perekonomian banyak kota di sepanjang rutenya.

Kekeringan kali ini telah menghilangkan sumber air minum bagi 400.000 orang di provinsi Hubei dan mengancam 870.000 hektar tanah pertanian di wilayah penghasil biji-bijian itu, sebut koran itu.

Bulan Oktober hingga Mei biasanya merupakan musim kemarau di sepanjang sungai itu dan kapal-kapal menuju lautan hanya diperbolehkan berlayar sampai Wuhan pada akhir April, saat musim hujan biasanya tiba, kata media negara itu.

"Bahkan meskipun hujan lebat diperkirakan akan turun pada bulan-bulan mendatang, akan tetapi mungkin tidak akan banyak menaikkan permukaan air," kata Harian China mengutip pernyataan Wu Heping, direktur biro Lalu Lintas Air Wuhan, demikian AFP melaporkan. (ANT/K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011