Jakarta (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan memperketat pengawasan aktivitas lembaga pendidikan keagamaan yang berada di bawah Kementerian Agama di wilayah tersebut guna mencegah terjadinya kekerasan terhadap peserta didik.

Kepala Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan, Taufik mengatakan, pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan tim penyuluh untuk mengetahui kondisi di setiap lembaga pendidikan, seperti pondok pesantren.

"Kita selalu melihat kondisi-kondisi (pesantren). Kita selalu berjaga-jaga. Itu memang sudah kewajiban dari Kemenag, kalau 'boarding school' itu bukan wilayah dari Kemenag," kata Taufik saat ditemui di Cilandak, Jakarta Selatan, Senin.

Dia menegaskan, pihaknya tidak hanya mengawasi aktivitas di pondok pesantren, namun juga lembaga pendidikan agama lainnya.

Taufik menjelaskan, Kementerian Agama (Kemenag) Jakarta Selatan juga akan mengawasi status dan perizinan dari setiap sekolah yang bernaung di bawah Kementerian Agama.

"Semua terstandarsisasi, karena semua nantinya kita akan mengevaluasi. Pondok-pondok itu juga kan ada batasan-batasan untuk memperbaiki izinnya," katanya.

Dia menambahkan, salah satu media yang dimanfaatkan untuk melakukan mitigasi kekerasan di satuan pendidikan adalah lewat forum pesantren atau forum pendidikan lainnya.

"Tetap kita lebih waspada, dengan adanya kasus seperti ini kita lebih waspada, tanpa itupun kita tetap waspada," tutur dia.

Baca juga: FKUB tegaskan kerukunan umat beragama Jakarta terjaga
Baca juga: Kemenag DKI sesalkan guru MAN 22 Jakbar ke Yogya jadi klaster COVID-19


Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memerintahkan jajarannya di Kementerian Agama mulai tingkat provinsi hingga kabupaten/kota untuk melakukan investigasi menyeluruh serta mitigasi pencegahan kekerasan seksual di lembaga pendidikan keagamaan.

"Kita sedang investigasi untuk menurunkan semua jajaran Kemenag, melakukan investigasi di daerah masing-masing. Jadi kalau ada hal serupa, kita akan lakukan mitigasi serupa. Jadi jangan tunggu ada kejadian dulu," ujar Menag di Jakarta, pekan lalu.

Menteri Agama (Menag) khawatir kasus kekerasan seksual yang dilakukan guru pesantren, HW (36), terhadap belasan santri di Kota Bandung merupakan fenomena puncak gunung es yang selama ini tak terungkap di satuan pendidikan keagamaan.

Investigasi dan mitigasi, kata dia, akan dilakukan di seluruh satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Agama mulai dari madrasah, pesantren hingga perguruan tinggi.

Ia berharap tim tersebut dapat menginvestigasi, mengungkap hingga memitigasi potensi kekerasan seksual.

Pewarta: Sihol Mulatua Hasugian
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021