Zurich (ANTARA News/AFP) - FIFA meminta Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) dan koran `The Sunday Times` pada Rabu (Kamis WIB) untuk menyampaikan kepada mereka bukti-bukti tentang tuduhan baru-baru ini yang menyebutkan tentang praktek korupsi di dalam tubuh badan pengatur sepak bola dunia itu, sembari mengungkapkan bahwa mereka "sangat-sangat prihatin".

Permintaan itu menyusul merebaknya berita di media-media Inggris pada Rabu yang mencap para pejabat FIFA sebagai "tak tahu malu" dan "busuk sampai ke akar-akarnya"

Sekretaris Jendral FIFA Jerome Valcke mengirim surat kepada FA yang meminta penjelasan lebih lanjut tentang laporan dari mantan ketua delegasi Inggris untuk pemilihan calon tuan rumah piala dunia 2018 Lord David Triesman.

Triesman dalam laporannya di depan acara dengar pendapat dengan parlemen Inggris di London pada Selasa menyebutkan bahwa ada empat anggota komite eksekutif FIFA yang meminta uang tunai dan gelar kebangsawanan sebagai pengganti atas suara mereka bagi Inggris dalam pemilihan calon tuan rumah piala dunia 2018.

Dalam suratnya kepada FA, Sekretaris Jendral FIFA itu mengungkapkan keprihatinan yang sangat mendalam dari FIFA dan Presiden FIFA (Sepp Blatter) atas dugaan baru-baru ini tentang integritas buruk beberapa anggota Komite Eksekutif FIFA dalam proses lelang pemilihan tuan rumah piala dunia 2018 dan 2022.

Valcke meminta FA menyampaikan laporan dari Triesman dan bukti-bukti lain "yang bisa digunakan untuk memeriksa kasus itu secara lebih mendalam dan dengan pandangan yang jernih."

Dia juga meminta koran the Sunday Times "untuk menyerahkan sesegera mungkin setiap bukti yang ada pada mereka yang belum disampaikan kepada FIFA."

Berbagai laporan di media sebelumnya telah menyulut spekulasi tentang telah terjadinya penyuapan dalam perebutan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 tahun lalu.

Hal itu memancing FIFA untuk melakukan pemeriksaan yang berakhir dengan dibekukannya keanggotaan dua orang anggotanya yang memiliki hak suara yaitu Reynald Temarii dan Amos Adamu, mantan ketua sepak bola Oseania dan Nigeria.

Koran yang memberi testimoni di depan komisi parlemen itu pada waktu itu telah menyerahkan bukti yang diminta kepada para petinggi badan sepak bola dunia yang bermarkas di Zurich itu, termasuk video-video wawancara yang berkaitan.(*)

(H-OKS/T009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011