Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati mengatakan bahwa mitigasi bencana geologi perlu terus digencarkan guna mengurangi dampak yang ditimbulkan.

"Mitigasi bencana geologi merupakan hal yang sangat penting sehingga harus terus diintensifkan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Koordinator bencana geologi pusat mitigasi Unsoed tersebut menjelaskan setiap bencana geologi mempunyai karakteristik yang berbeda sesuai mekanisme bencananya.

"Beberapa bencana mempunyai karakteristik yang bersifat alamiah, artinya berproses secara alamiah tanpa pengaruh dari manusia, seperti gempa bumi, tsunami dan erupsi gunung berapi," katanya.

Baca juga: Kementerian ESDM: Kolaborasi untuk mitigasi bencana geologi

Baca juga: Geosains, cara selamatkan jutaan nyawa dari gempa


Dia menambahkan, bencana-bencana tersebut tidak bisa dikendalikan oleh manusia, tetapi masih bisa dikenali prosesnya.

"Sehingga mitigasi yang bisa dilakukan adalah mengenalinya dan menghindar darinya. Setelah mengenal mekanisme dan prosesnya akan bisa ditentukan cara mitigasinya. Contohnya, bencana letusan gunung berapi, manusia tidak bisa mengendalikannya, tetapi manusia masih mampu mengenal proses bencana alam. Dengan pengetahuan ini langkah mitigasi bisa dilakukan secara tepat," katanya.

Dia menambahkan, terkait letusan gunung berapi mitigasi yang bisa dilakukan adalah melakukan pemantauan harian gunung dan aktivitasnya.

"Karena memerlukan peralatan khusus terkait perkembangan aktivitas gunung api," katanya.

Dia menambahkan, fokus mitigasi bencana gunung berapi adalah pada peringatan dini (early warning system) yaitu peringatan dini saat gunung api mengalami kenaikan aktivitas.

"Selain itu yang kedua adalah cara melakukan evakuasinya. Peringatan dini itu sangat penting, karena itu memberi lebih banyak waktu untuk menyelamatkan diri," katanya.

Dia mengatakan pada saat ini pemantauan aktivitas gunung api merupakan hal rutin yang selalu diperbarui dan diinformasikan kepada masyarakat terutama bagi mereka yang hidup di daerah gunung api.

"Selama ini informasi terkait perkembangan aktivitas gunung api terus diperbarui dan diinformasikan kepada masyarakat kendati demikian pada masa yang akan datang perlu makin diintensifkan dan dipastikan informasi tersebut sampai ke masyarakat baik itu melalui media elektronik, cetak maupun informasi lewat media sosial," katanya.

Mitigasi bencana geologi seperti erupsi gunung berapi juga terkait dengan penyediaan tempat evakuasi, kendaraan dan jalur evakuasi.

"Hal tersebut memang hal utama yang harus disiapkan untuk menghadapi kemungkinan darurat yang bisa terjadi. hal ini harus dipersiapkan dari awal," katanya.*

Baca juga: PVMBG: Erupsi Kawah Sileri di Dieng bersifat freatik

Baca juga: Ini empat teknologi pendukung mitigasi gempa-tsunami dalam INATEWS

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021