New York (ANTARA) - Dolar menguat di akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menjelang serangkaian pertemuan bank sentral minggu ini yang dipimpin oleh Federal Reserve, dengan investor memperkirakan bank sentral AS mengumumkan akan mengakhiri pembelian obligasi lebih cepat dari yang diharapkan, ketika mereka mencari petunjuk tentang waktu kenaikan suku bunga tahun depan.

Selain The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Jepang, Bank Sentral Inggris, Bank Sentral Swiss dan Bank Sentral Norwegia, semuanya akan memiliki keputusan kebijakan dalam beberapa hari ke depan.

Euro jatuh, karena dipandang rentan terhadap kenaikan suku bunga AS mengingat ekspektasi bahwa Fed akan memperketat kebijakannya lebih cepat daripada ECB yang dovish.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, menguat 0,2 persen pada 96,297. Euro melemah 0,2 persen pada 1,1291 dolar AS. Terhadap yen, dolar naik 0,1 persen menjadi 113,49 yen.

"Pasar telah memperkirakan bahwa Fed mengakhiri tapering obligasi di kuartal pertama dan mengharapkan bank sentral menempatkan tawaran kenaikan suku bunga dengan kuat pada awal musim panas," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.

"Apakah dolar memiliki kekuatan yang tersisa untuk reli dapat bergantung pada berapa kali Fed memperkirakan akan menaikkan suku bunga tahun depan. Fed yang memberi sinyal sedikit toleransi terhadap inflasi yang lebih tinggi akan menghasilkan nada hawkish yang gemilang dan kemungkinan membuat dolar bias lebih tinggi," dia menambahkan.

Namun, beberapa analis percaya kenaikan dolar dalam beberapa pekan terakhir telah memperhitungkan banyak kemungkinan sumber kekuatannya dalam jangka pendek.

Itu mengatakan, jika Fed memperkirakan tingkat inflasi 2022 di atas 3,0 persen, atau jika proyeksi 2023 melonjak, "akan mendorong peningkatan dolar," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto.

"Jika titik-titik menunjukkan lebih dari dua kenaikan suku bunga pada tahun 2022, ujung depan kurva imbal hasil akan naik, membawa greenback menguat bersamanya."

Pound merosot 0,4 persen menjadi 1,3216 dolar AS setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada Minggu (12/12/2021) bahwa Inggris menghadapi "gelombang pasang" Omicron. Pada Senin (13/12/2021) dia mengatakan setidaknya satu orang telah meninggal di Inggris karena varian terbaru.

Franc Swiss yang turun terhadap dolar, terakhir menguat 0,1 persen pada 0,9219 franc, sementara euro turun 0,1 persen pada 1,0409 franc.

Pergerakan dalam franc terjadi karena simpanan mata uang bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB), naik minggu lalu dengan jumlah tertinggi dalam tujuh bulan, menunjukkan pembuat kebijakan mengambil langkah pertama untuk memerangi kenaikan nilai franc terhadap rival utama, terutama euro.

SNB, yang telah berjuang melawan apresiasi franc sejak awal pandemi, akan membuat keputusan suku bunga terbaru pada Kamis (16/12/2021).

Di pasar mata uang kripto, bitcoin jatuh ke level terendah dua minggu di 45.750 dolar AS dan terakhir turun 7,2 persen pada 46.500 dolar AS, setelah mencapai level di atas 50.000 dolar AS pada Minggu (12/12/2021). Ether, token yang ditautkan ke blockchain Ethereum, turun 9,8 persen menjadi 3.747 dolar AS.

Baca juga: Emas terkerek 3,5 dolar, fokus bergeser ke pertemuan Federal Reserve
Baca juga: Minyak melemah, kekhawatiran Omicron dapat kurangi permintaan
Baca juga: Saham Inggris berakhir melemah, indeks FTSE 100 merosot 0,83 persen


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021