Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat berkomitmen untuk terus memperkuat kerja sama konkret yang saling menguntungkan dan saling menghormati.

“AS adalah mitra strategis Indonesia. Dengan banyaknya shared values yang dimiliki oleh kedua negara, diyakini kerja sama konkret kemitraan strategis akan terus menguat,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ketika menyampaikan pernyataan pers bersama Menlu AS Antony Blinken, yang berkunjung ke Jakarta, pada Selasa.

Dalam kesempatan tersebut, kedua negara menandatangani tiga nota kesepahaman (MoU) di bidang maritim, pendidikan, dan Peace Corps Program yang digagas AS untuk meningkatkan hubungan antarmasyarakat (people-to-people contact).

Perpanjangan MoU kerja sama maritim yang akan berlaku sampai 2026 itu antara lain mencakup kerja sama keamanan maritim, sumber daya kelautan, konservasi dan pengelolaan perikanan, serta keselamatan dan navigasi maritim.

“Sementara guna memperkuat kerja sama di bidang keamanan, kita sepakat membentuk mekanisme dialog 2+2 Kemlu dan Kemhan di tingkat pejabat senior,” kata Retno.

Selain itu, Indonesia dan AS juga menegaskan kembali komitmen untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi.

Angka perdagangan bilateral Indonesia-AS mencapai 29,6 miliar dolar (sekitar Rp424 triliun) pada Januari-Oktober 2021, atau naik 33,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Presiden Jokowi menyampaikan agenda prioritas G20 ke Menlu AS

Tahun 2020, investasi AS di Indonesia tercatat 749,7 juta dolar (sekitar Rp10,7 triliun). Sementara pada periode Januari-September 2021, nilai investasi tersebut sudah mencapai 1,3 miliar dolar (sekitar Rp18,6 triliun), yang berarti meningkat 73 persen walaupun masih dalam hitungan sembilan bulan.

“Indonesia juga telah menyampaikan harapan kiranya fasilitas GSP tetap dapat diberikan oleh AS. Kesempatan investasi di Indonesia sangat terbuka lebar, baik di bidang kesehatan, digital, dan transisi energi,” tutur Retno. Ia mengacu pada Generalized System of Preferences (GSP), yaitu program pembebasan tarif bea masuk yang diberikan AS bagi negara-negara berkembang.

Sebagai tindak lanjut dari Supply Chain Summit di Glasgow, konferensi tingkat tinggi yang diikuti Presiden RI Joko Widodo atas undangan  Presiden AS Joe Biden, Indonesia mengusulkan pembentukan Gugus Tugas Rantai Pasokan (Task Force on Supply Chain).

Di bidang pembangunan, Indonesia mengapresiasi komitmen AS dalam Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact-2 untuk proyek pembangunan berkelanjutan di Indonesia yaitu pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, akses pendanaan serta kesetaraan gender dan pendanaan bagi UMKM perempuan.

Dalam pertemuan dengan Menlu Blinken, Menlu Retno secara khusus menyampaikan apresiasi atas dukungan AS bagi Indonesia selama menghadapi pandemi COVID-19, termasuk sumbangan 25,4 juta dosis vaksin yang diberikan AS kepada Indonesia melalui Fasilitas COVAX.

“Masih di bidang kesehatan, untuk jangka panjang Indonesia berharap kedua negara dapat mengembangkan kerja sama pengembangan vaksin teknologi mRNA,” ujar Retno.

Kunjungan Menlu Blinken ke Indonesia pada 13-14 Desember 2021 ditujukan untuk menegaskan kemitraan strategis RI-AS serta arti penting kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Di Jakarta, Blinken antara lain bertemu dengan Presiden Jokowi, Menlu Retno Marsudi, serta menyampaikan pidato soal kebijakan AS di Universitas Indonesia.


Baca juga: Blinken pastikan distribusi vaksin berdasarkan kebutuhan bukan politik

Baca juga: Di Jakarta, Menlu Blinken akan paparkan strategi AS untuk Indo-Pasifik



 

Menlu Retno: Perlu demokrasi untuk pulih dari pandemi

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021