Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng PT Nestle Indonesia dalam memberikan edukasi terkait gizi kepada masyarakat untuk menjalankan program percepatan penurunan tengkes (anak lahir dalam keadaan kerdil).

“Pada awal tahun ini, pemerintah menargetkan agar prevalensi tengkes di Indonesia bisa ditekan menjadi 14 persen pada tahun 2024. Tentunya target ini sulit dicapai tanpa dukungan banyak pihak,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam acara penandatanganan MoU dengan PT Nestle Indonesia yang diikuti di Jakarta, Selasa.

Hasto menjelaskan pemberian edukasi itu akan dilakukan dalam program penurunan tengkes yang akan dilaksanakan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung pada 2022.

Kerja sama tersebut, ditandai dengan penandatanganan kesepahaman bersama dalam upaya percepatan penurunan tengkes di Kantor BKKBN di Jakarta.
Baca juga: Wapres: Masa depan generasi bangsa tergantung kolaborasi multisektor

Hasto menyebutkan bila mengacu pada Badan Kesehatan Dunia (WHO), masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi tengkes mencapai lebih dari 20 persen.

Sedangkan berdasarkan data Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi tengkes di Indonesia mencapai 27,67 persen.

Oleh sebab itu, dia menekankan bahwa pemerintah membutuhkan bantuan dari banyak pihak swasta untuk bisa mencapai target angka prevalensi tengkes yang ditetapkan, yakni 14 persen pada tahun 2024.

Dalam kesempatan itu, dia mengapresiasi keterlibatan PT Nestle Indonesia yang bersedia memperkuat upaya pemerintah menanggulangi dan menekan angka tengkes. Ia berharap kerja sama yang terjalin dapat terlaksana secara nyata dan terukur.

“Kami mengapresiasi keterlibatan Nestle Indonesia dan berharap agar program kemitraan ini bisa segera terlaksana secara nyata dan terukur guna memperkuat upaya pemerintah dalam penanggulangan tengkes, sehingga prevalensinya bisa mengalami penurunan yang berarti,” tegas Hasto.

Presiden Direktur Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar mengatakan kerja sama tersebut selaras dengan komitmen pihaknya serta untuk mendukung upaya-upaya pemerintah dalam mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas.

“Selaras dengan komitmen Nestle dalam menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu saat ini dan generasi mendatang, Nestle memberikan kontribusi secara berkelanjutan dalam upaya peningkatan status gizi keluarga Indonesia, salah satunya melalui program Nestle Dukung Anak Lebih Sehat,” kata Ganesan.

Baca juga: BKKBN sebut tidak semua orang pendek stunting

Baca juga: BKKBN ajak masyarakat terapkan 4T cegah anak lahir stunting


Ganesan menuturkan Program Nestle Dukung Anak Lebih Sehat (Nestle For Healthier Kids) berkomitmen membantu anak Indonesia untuk hidup lebih sehat melalui pemberian edukasi gizi dan tumbuh kembang kepada orang tua dan individu di sekitar anak.

Nantinya, dalam edukasi itu masyarakat diberikan sosialisasi yang terkait dengan gizi, tumbuh kembang serta fortifikasi pangan.

Selain itu, sosialisasi yang diberikan juga mencakup kegiatan peningkatan kapasitas dan kompetensi dasar sumber daya manusia terkait gizi dan tumbuh kembang anak.

Oleh karena itu, Nestle menyambut baik kerja sama dengan BKKBN dalam upaya penurunan tngkes. Ia berharap kerja sama tersebut dapat membantu anak-anak bangsa mendapatkan gizi seimbang serta dapat hidup dengan sehat.

“Untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan anak melalui kegiatan pendampingan, kami akan galakkan khususnya dalam fortifikasi pangan di titik yang ditentukan,” kata dia.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021