Shanghai (ANTARA) - Saham-saham China berakhir lebih rendah pada Selasa, karena kerugian pada perusahaan-perusahaan material, keuangan dan consumer discretionary membebani indeks yang lebih luas di tengah kekhawatiran atas dampak varian baru virus corona Omicron dan risiko utang yang dihadapi pengembang properti.

Indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komposit Shanghai merosot 0,53 persen atau 19,56 poin menjadi ditutup di 3.661,53 poin. Indeks saham unggulan CSI300 melemah 0,67 persen atau 34,11 poin menjadi menetap di 5.049,70 poin.

Sub-indeks sektor keuangan turun 1,17 persen, sektor sumber daya jatuh 2,3 persen, indeks real estat tergelincir 2,47 persen dan consumer discretionary berakhir 2,0 persen lebih rendah.

Indeks real estat merosot karena kekhawatiran seputar risiko utang membuat obligasi yang diterbitkan oleh Shanghai Shimao Co Ltd ditangguhkan dari perdagangan di Bursa Efek Shanghai.

Regulator sekuritas China mengatakan pada Senin (13/12/2021) bahwa pihaknya akan menyelesaikan risiko gagal bayar obligasi dengan benar dan menindak "bursa keuangan palsu" setelah mengadakan pertemuan untuk membahas instruksi dari Konferensi Kerja Ekonomi Pusat minggu lalu.

Juga memukul sentimen, beberapa perusahaan di salah satu pusat manufaktur terbesar China menangguhkan operasi di tengah upaya untuk menahan wabah COVID-19.

Indeks Shenzhen yang lebih kecil berakhir turun 0,27 persen dan indeks Komposit ChiNext, papan perdagangan perusahaan start-up, melemah 0,054 persen.

Saham-saham teknologi berada di bawah tekanan setelah regulator dunia maya China mengatakan pada Senin (13/12/2021) bahwa mereka telah mendenda Weibo, operator platform media sosial Sina sebesar 3 juta yuan (470.000 dolar AS) untuk apa yang dikatakannya adalah penerbitan berulang dan transmisi informasi ilegal.


Baca juga: Saham China dibuka lebih rendah setelah menguat sesi sebelumnya

Baca juga: Saham China berakhir naik, terangkat harapan lebih banyak stimulus

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021