Moskow (ANTARA News/RIA Novosti-OANA) - Dua reaktor terakhir yang masih beroperasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Hamaoka, Jepang, dihentikan pada Sabtu atas kekhawatiran adanya gempa bumi besar, demikian menurut kantor berita Kyodo.

Perusahaan Listrik Chubu mengatakan pihaknya menghentikan reaktor nomer empat dan nomer lima atas permintaan dari pemerintah Jepang.

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan pekan lalu bahwa pihak berwajib Jepang memutuskan untuk menghentikan kedua reaktor tersebut karena ada resiko gempa bumi dengan kekuatan 8,0 SR di wilayah Jepang yang menghadap Samudra Pasifik itu.

Reaktor nomer satu dan nomer dua, dibangun pada 1970-an, sudah dimatikan dua tahun lalu, sementara nomer tiga sedang dihentikan untuk perbaikan.

Ada kemungkinan sebesar 87 persen gempa bumi besar akan terjadi di wilayah tersebut dalam 30 tahun mendatang.

Pemerintah Jepang telah meninjau keamanan seluruh reaktor nuklir miliknya yang berjumlah 54 unit sejak bencana gempa bumi dan tsunami 11 Maret yang merusak PLTN Fukushima di bagian timur laut pulau utama Honshu, dan menyebabkan kebocoran radiasi.

Sementara itu, badan Survei Geologi Amerika Serikat melaporkan bahwa gempa bumi 6,2 SR terjadi di sebelah timur Honshu pada Sabtu pukul 8.35 waktu setempat (6.35 WIB). Tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa serta tidak ada peringatan bahaya tsunami.
 (Uu.KR-IFB/F001)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011