Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memastikan layanan tanggap darurat bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terlaksana.

“Selain memantau kondisi terkini dari sisi utara jembatan Gladak Perak yang rusak tersebut, pelayanan tanggap darurat yang optimal terhadap masyarakat juga menjadi perhatian utama,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Perhutani fokus bantu keperluan ibu dan anak korban APG Semeru

Abdul mengatakan hingga saat ini jembatan Gladak Perak yang menghubungkan antara Lumajang dan Malang terputus akibat dampak awan panas dan guguran Gunung Semeru.

Kondisi ini menyebabkan aktivitas warga dari dan ke dua kota tersebut tersendat, khususnya di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro.

Selain itu, logistik dan penanganan pengungsi sejauh ini sudah berjalan sangat baik, khususnya di Kecamatan Candipuro.

“Maka, dalam kunjungan hari ini, Kepala BNPB juga ingin memastikan bahwa pelayanan bagi masyarakat terdampak di Kecamatan Pronojiwo juga terlaksana dengan optimal,” ujar Abdul.

Hal ini dilakukan untuk memastikan agar arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada saat kunjungan di Lumajang beberapa hari lalu, bisa terlaksana dengan terukur, kata dia.

Baca juga: Korban meninggal akibat awan panas guguran Semeru jadi 48 jiwa

Baca juga: Kasad tinjau lokasi pengungsian warga terdampak letusan Gunung Semeru


Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Selasa (14/12), kejadian awan panas guguran Gunung Semeru telah menyebabkan 48 warga meninggal dunia, 18 orang luka berat dan 9 orang luka ringan.

Sedangkan untuk pengungsian di Kecamatan Pronojiwo terdapat empat titik dengan jumlah warga yang mengungsi saat ini sebanyak 1.056 jiwa.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021