Magelang (ANTARA News) - Ratusan biksu Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) bersama umat menjalani prosesi "pindapata", di pusat Kota Magelang, Jawa Tengah, "Pecinan", Senin, menjelang puncak Tri Suci Waisak 2011.

Prosesi berupa penyerahan sedekah oleh umat Buddha Kota Magelang kepada para biksu itu, dimulai dengan pembacaan doa dan lantunan parita suci dipimpin Ketua Dewan Pimpinan Pusat Walubi, Bante Dutavira Mahastavira, di Keleteng Liong Hok Bio, di kawasan alun-alun setempat.

Para biksu telah berkumpul di kompleks kelenteng itu sejak sekitar pukul 07.30 WIB. Mereka kemudian memasuki tempat ibadah tersebut untuk berdoa dan membaca parita.

Beberapa kali mereka yang masing-masing membawa wadah berwarna kuning emas dan perak berjalan mengelilingi altar utama hingga teras kelenteng setempat yang dibangun pada 1864 itu.

Umat Buddha berdiri di depan rumah toko masing-masing di sepanjang satu kilometer trotoar Jalan Pemuda, kawasan "Pecinan" itu untuk memberikan sedekah, baik berupa uang maupun kebutuhan pokok sehari-hari para biksu.

Ratusan biksu dengan mengenakan jubah khas didominasi warna kuning keemasan mulai sekitar pukul 08.30 WIB berjalan beriringan keluar dari kelenteng setempat secara takzim menyusuri sepanjang trotoar jalan itu, untuk menerima sedekah dari para umat.

Petugas kepolisian mengalihkan sementara waktu arus lalu lintas melewati Jalan Pemuda ke jalur lain.

Ketua Yayasan Tri Bhakti Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang, Paul Candra Wesi Aji mengatakan, sekitar 140 biksu menjalani prosesi pindapata sebagai refleksi atas kesediaan umat untuk berbuat kebajikan.

"Bagi umat Buddha melakukan kebijakan sebagai kewajiban, setiap saat umat harus siap membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan," ucapnya.

Sedekah umat kepada biksu, katanya, menjadi simbol perbuatan kebajikan yang diajarkan Sang Buddha.

Tradisi pindapata oleh umat setempat, katanya, mengadopsi kebiasaan masyarakat buddhis Thailand memberikan sedekah kepada para biksu setiap hari.

"Karena bante tidak mengurus uang, makan, dan kebutuhan sehari-hari, sehingga ia mendapatkan kebutuhan itu dari umat, sedangkan umat memahami sebagai perbuatan kebajikan melalui pemberian sedekah," paparnya.

Ia mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir umat Buddha Magelang menjalani prosesi pindapata menjelang puncak Waisak.

Tetapi, katanya, mulai 2011 prosesi pindapata masuk agenda resmi perayaan Tri Suci Waisak yang dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Mulai tahun ini, pindapata di kota ini masuk agenda resmi panitia Waisak," tuturnya, menjelaskan.

Sekitar pukul 09.30 WIB para biksu menyelesaikan prosesi pindapata dengan kembali ke kelenteng setempat disambut Ketua Dewan Pimpinan Daerah Walubi Jateng, David Hermanjaya.

Puncak Tri Suci Waisak 2011 jatuh pada Selasa (17/5) ditandai dengan meditasi dan puja bakti di pelataran Candi Borobudur selama beberapa saat mulai pukul 18.08 WIB.

Sebelumnya, para biksu bersama umat Buddha prosesi jalan kaki dari Candi Mendut melewati Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur sepanjang sekitar tiga kilometer antara lain mengusung air suci, api dharma Waisak, panji-panji Walubi, dan dewan sangha. 
(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011