karakteristiknya sangat memungkinkan untuk memunculkan gelombang kasus COVID-19 di berbagai negara
Jakarta (ANTARA) -
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan karakteristik varian Omicron dapat memunculkan gelombang kasus COVID-19 di berbagai negara.
 
"Omicron ini menjadi varian yang menyita banyak perhatian, terutama dengan karakteristiknya sangat memungkinkan untuk memunculkan gelombang kasus COVID-19 di berbagai negara," ujar Nadia dalam konferensi pers secara daring diikuti di Jakarta, Rabu.
 
Ia menyampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan per 15 Desember 2021 sebanyak 76 negara melaporkan telah menemukan kasus Omicron.

Baca juga: Pemerintah upayakan tes khusus deteksi varian Omicron
 
Ia menambahkan kasus Omicron yang ditemukan di negara-negara itu diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun yang diperoleh dari komunitas.
 
"Artinya, kemungkinan sudah ada penularan di tingkat masyarakat kasus positif Omicron tanpa ada riwayat perjalanan keluar negeri," tuturnya.

Ia mengemukakan, beberapa hasil studi telah dilaporkan kepada WHO terkait Omicron bahwa kecepatan penularan Omicron tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta.

Baca juga: Cegah Omicron, Kapolri minta percepatan vaksinasi COVID-19
 
Selain itu, lanjut dia, kasus reinfeksi kasus pada orang dengan riwayat vaksinasi juga ditemukan sehingga menguatkan dugaan sebelumnya bahwa varian Omicron ini mampu menghindar dari sistem kekebalan tubuh manusia.
 
Ia meminta seluruh lapisan masyarakat untuk tetap waspada dan bersiap jika gelombang berikutnya muncul seiring dengan meluasnya varian baru Omicron.
 
"Sejauh ini dari hasil squensing nasional kita belum menemukan kasus Omicron di negara kita ini," ucapnya.

Baca juga: Satgas: Tiga negara dapat dijadikan pembelajaran cegah Omicron
 
Jika melihat situasi nasional saat ini, Nadia mengatakan, terjadi penurunan kasus baru mingguan sebesar 17 persen meski terjadi peningkatan kematian 14 persen.
 
"Yang artinya kita harus lebih waspada untuk melakukan deteksi lebih dini," ucapnya.
 
Ia menambahkan, testing rate dan positivity rate dan juga penggunaan tempat tidur COVID-19 termasuk ICU di dalam negeri masih terjaga dalam level yang aman.
 
"Tentu tren baik ini harus kita pertahankan dengan terus mengupayakan kegiatan survei, pelacakan kontak dan percepatan vaksinasi," katanya.

Baca juga: Wamenkes: COVID-19 beri pelajaran ketahanan sektor kesehatan penting

Baca juga: Luhut: Omicron lebih cepat menular, tapi tidak lebih parah
 
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021